Jatengpress.com, Purworejo – Puluhan anak, tepatnya 37 anak usia 10 hingga 12 tahun berbalut busana karnaval, memeprlihatkan raut muka bahagia sekaligus bangga. Karena hari ini anak-anak Desa Pucang Agung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah itu, diarak keliling desa sebagai pesta syukuran khatam Quran.
Tradisi khotmil atau khatam Quran menjadi budaya luhur yang hingga kini masih diuri-uri atau dilestarikan oleh warga Kabupaten Purworejo. Bocah-bocah yang telah menyelesaikan bacaan Alquran 30 juz tersebut ‘diwisuda’ dengan cara yang meriah.
Dengan memakai pakaian pesta, adat, cowboy hingga pakaian pewayangan mereka naik kuda berkeliling kampung sejauh kurang lebih 20 kilometer. Selain naik kuda, anak-anak peserta Khotmil Quran juga masing-masing diiringi oleh grup Terbangan, ada pula yang menyewa grub drum band.
Sesekali, kuda-kuda tunggangan anak-anak melakukan atraksi jingkrak, kedua kaki depan kuda diangkat ke atas. Atraksi inilah yang paling ditunggu oleh ribuan warga yang memadati jalan-jalan yang dilalui rombongan.
Pengasuh Masjid Al-Amin, KH Muhammad Nailul Muna atau Gus Muna menjelaskan bahwa, kegiatan kirab itu sudah menjadi tradisi rutin yang dilaksanakan tiap tahun.
“Kirab ini kami laksanakan dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW. Sekaligus kami mengarak santri yang sudah khatam Alquran agar bisa membangkitkan semangat anak-anak lain dalam belajar Alquran. Harapannya, semoga bisa turut melestarikan budaya dan mencetak generasi Islami berjiwa Qurani,” kata Gus Muna sebelum melepas peserta kirab Khatam Quran, Minggu (15/09/2024).
Gus Muna menambahkan, pada era modern ini, Desa Pucang Agung tetap memegang teguh tradisi mereka.
“Peringatan Maulid Nabi yang dirayakan setiap tahun ini bukan hanya menjadi ajang religius, tetapi juga upaya untuk menjaga warisan budaya. Tradisi kuda jingkrak ini tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas desa yang kaya akan kearifan lokal,” uungkapnya.
Salah satu peserta Khatam Quran, Mayya Hidayatul Nikmah, siswa kelas 6 MI (setara dengan SD) itu mengaku tidak takut saat harus naik kuda. Ia juga mengaku tak takut saat kudanya melakukan atraksi jingkrak.

“Sebelumnya sudah latihan naik kuda, jadi tidak takut. Saya belajar ngaji, baca Alquran sejak umur 5 tahun. Alhamdulillah sudah khatam Quran sejak 2 tahun lalu,” kata outeri sukung Gus Muna ini.
PESAN KUDA SEJAK 2 TAHUN LALU
Untuk bisa mengikutkan anaknya dalam kirab khatam Quran, orang tua pun harus merogoh kocek dalam-dalam. Namun tradisi budaya lokal yang terbilang mahal ini, tetap dilaksanakan bagi yang mampu.
Banyak biaya yang harus dikeluarkan mulai sewa kuda, sewa kostum sekaligus make up, sewa musik Terbangan, drum band hingga gagar mayang. Bahkan mereka juga ‘munjungi’ (tradisi mengantar makanan) ke sanak saudara. Juga memberikan bingkisan parcel berisi biskuit kaleng, makanan ringan, buah-buahan hingga minuman.
“Saya sewa kuda Rp3 juta untuk 5 jam. Itu oun harus oesan sejak dua tahun lalu. Kalau tidak pesan jauh-jauh hari, dapatnya kuda tidak bagus (tidak gagah tinggi). Kami mebyelenggarakan Khotmil Quran ini di setiap minggu kedua Bulan Maulud, jadi sudah bisa dipastikan tanggalnya oleh pemilik kuda. Bagi orang tua atau keluarga yang mau ikut arak-arakan, biasanya sewa bendi,” tutur Gus Muna..
Seorang penuntun kuda, Bombom, dari Jack OT Stable Desa Seren, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, membenarkan apa yang disampaikan Gus Muna.
“Iya, untuk kuda harus inden 2 tahun sebelumnya. Harga Rp2 juta sampai Rp3 juta. Kalau kuda-kuda kami rata-rata sehari mendapat ‘bookingan’ 2 kali, pagi dan sore. Alhamdulillah selama Bulan Maulud ini sudah full dipesan orang,” tutur Bombom.
Untuk menjaga kesehtan kuda, pemilik Jack OT Stable memberikan 5 butur telur bebek pada masing-masing kuda. Telur bebek tersebut diberikan 2 hari menjelang atraksi.
Selain harga sewa kuda yang begitu ‘wow’, orang tua juga harus menyewa kostum dan make-up agar anaknya tampil.paripurna di hari spesial ini.
“Untuk sewa dan make up saya bayar Rp400.000 setiap anak. Anak saya 2 yang ikut, Amaya dan Jena. Untuk sewa kuda saya bayar Rp1,5 juta,” ungkap Asih.
Momen Khatam Quran juga menjadi berkah bagi grup musik Terbangan. Salah satu anghota grup musik terbangan Haji Hafid Dusun Nglogung, Desa Oucang Agung mengatakan, tidak ada tarif khusus. Penyewa hanya mengisi kas grup antara Rp700.000 hingga Rp1 Juta.
Mahalnya ongkos Kirab Khotmil Quran ini juga dibenarkan oleh salah satu warga, Muhtarom (61). Ia menyebut, orang tua bisa mengeluarkan ongkos Rp20 juta hingga Rp65 juta untuk mengijutkan anak kirab Khatam Quran.
“Mahal tidaknya biaya, tergantung orang tua. Ada yang nyewa drum band. Mereka juga menyiapkan parsel minimal minimal 10 paket. Bahkan 5 hari sebelum kirab, mereka sudsh masak-masak seperti orang punya hajat. Sewa tenda, menyediakan makan minum.untuk tamu atau keluarga yang datang,” kata Muhtarom.
Meski mahal, tapi para orang tua rela mengeluarkan biaya puluhan juta itu sebagai rasa syukur karena anaknya telah berhasil menyelesiakan membaca 30 juz Alquran. (NING)