Jatengpress.com, Purworejo – Sebuah organisasi massa (Ormas) bernama Barisan Relawan Nusantara Raya (BRNR) melakukan perekrutan anggota dan pengurus di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Setiap desa (369 desa, 25 kelurahan di Purworejo), Ormas yang mengaku sebagai relawan Prabowo ini, merekrut 13 orang yang terdiri dari 3 pengurus dan 10 orang anggota.
Kemudian di tingkat kecamatan (16 kecamatan), merekrut 3 orang sebagai pengurus kecamatan, atau korcab. Lalu ada pengurus kabupaten yang juga berjumlah 3 orang.
Dari informasi lapangan, tugas mereka adalah mengawasi program pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diunggulkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Fantastisnya, ada janji-janji yang disebut disampaikan oleh Ketua DPW BRNR Jateng bahwa, setiap anggota akan mendapat honorarium setara UMR masing-masing kabupaten/kota di Jateng.
Janji tersebut dibantah oleh Ketua Umum BRNR, Sutrisno yang datang ke Kabupaten Purworejo. Ia bertemu dengan para pengurus kabupaten dan korcam yang ada di Kabupaten Purworejo.
“Tidak ada janji honor setara UMK, yang ada adalah insentif yang besarannya tentatif. Insentif tersebut berasal dari ‘dapur’ (usaha) BRNR, tidak menggunakan anggaran pemerintah,” tutur Sutrisno usai acara di sebuah cafe di Desa/Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Kamis petang (02/01/2024).
Sutrisno menjelaskan, nantinya seluruh anggota dan pengurus BRNR di seluruh Indonesia yang diklaim mencapai 1 juta orang lebih, akan diberikan insentif yang mengandalkan dari hasil fee Google. Ketika dicek di Playstore, aplikasi MBG ini merupakan aplikasi gratis dan baru didownload oleh 5.000 orang pengguna.
“Insentif nantinya akan kami berikan dari aplikasi MBG yang sudah bisa didownload di Playstore. Kemudian ada juga Kartu Tanda Anggota Digital (KTAD). Nantinya aplikasi KTAD (belum dilaunching) akan memiliki fitur terhubung ke medsos dan ecommerce. Pengguna bisa membayar iuran BPJS dari aplikasi ini, dipotong langsung dari intensif yang tersimpan. Lalu aplikasi ini juga ada umroh gratis dan PPOB (Payment Point Online Bank) melalui uang digital milik kami yang bernama Udin (uang digital Indonesia),” papar Sutrisno.
Jika kelak BRNR tidak bisa mendapatkan MoU dengan Badan Gizi Nasional, tambah Sutrisno, maka mereka akan bertindak sebagai Ormas untuk mengawasi jalannya MBG. NING