JATENGPRESS, REMBANG – Desa Labuhan Kidul dengan Desa Bendo Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, akhirnya bisa terhubung.
Hal itu berkat pembangunan jembatan di tengah perbukitan antara dua desa tersebut, melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Munajat, seorang warga Desa Labuhan Kidul mengatakan, sebelumnya sepeda motor melintas di jalur itu saja, sangat kesulitan. Tapi sekarang, mobil sudah bisa masuk.
“Masyarakat ikut bantu tenaga kerja. Jalan sini awalnya ya sulit, tidak bisa lewat, sekarang sudah bisa, mudah,” ungkapnya.
Ketua Tim Pengawas Dan Evaluasi (Wasev) TMMD, Brigjend TNI Dany Budiyanto yang meninjau langsung Rabu (14/08) menjelaskan, kegiatan TMMD selalu memilih lokasi terpencil dan tertinggal, untuk mempercepat pemerataan pembangunan.
Ia mencontohkan pembangunan jalan dan jembatan antara Desa Labuhan Kidul dengan Bendo, tujuannya memudahkan aktivitas masyarakat. Termasuk anak-anak sekolah, supaya lebih mudah.
“Biar membantu anak-anak sekolah, warga angkut hasil kebun juga lebih mudah. Biasanya pak Danramil, desa-desa juga berlomba-lomba mengajukan, ini pak-ini pak tempat saya. Tapi yang TMMD Reguler ke-121, dipilih jalur sini. Setelah dianalisa pak Dandim, mungkin ini yang layak jadi prioritas,” terang Dany.
Sumber Air
Selain membangun jembatan dan jalan makadam, TMMD juga mewujudkan impian warga untuk mendapatkan suplai air bersih di depan Balai Desa Labuhan Kidul.
Begitu diresmikan, anak-anak langsung mandi. Mereka merasa senang melihat gerojokan air dari sumur bor.
Komandan Kodim Rembang, Letkol Inf Yudhi Yahya mengatakan total ada 3 sumur bor.
“Jembatan panjang 10 Meter x lebar 3,5 Meter, kemudian tebing jembatan, tebing jalan, jalan makadam lebih dari 600 Meter, rabat beton hampir 300 Meter,” bebernya.
TMMD di Desa Labuhan Kidul menghabiskan biaya Rp 1,3 Miliar dari berbagai sumber, untuk kegiatan fisik maupun non fisik. TMMD melibatkan 150 personil TNI dan dijadwalkan selesai pada tanggal 22 Agustus 2024. (yon)