Jatengpress.com, Solo-Kebijakan pemerintah dalam membangun citra positif Kota Solo tak boleh setengah-setengah. Kekayaan budaya berupa benda maupun tak benda perlu digali dan saling menguatkan.
Hal itu disampaikan Tokoh Masyarakat dan Pemerhati Pembangunan Kota Solo, Dr BRM Kusuma Putra kepada Jatengpress.com, Sabtu (25/1/2025). Ia mengatakan perlunya eksekutif dan legislatif menjalin komitmen untuk meningkatkan branding Kota Solo yang memiliki segudang potensi. Mulai kekayaan budaya, seni, batik tulis, sejarah, hingga kuliner tradisional.
“Momentun jelang pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, saya selaku pemerhati pembangunan ingin menyanpaikan pesan. Potensi-potenai kota Solo harus terus dikawal dan dikembangkan. Tentunya kebijakan mendatang memerlukan kerjasama baik dari DPRD,” katanya.
Potensi kuliner Kota Solo merupakan salah satu kekuatan besar menjualnya. Kusuma mengatakan ratusan menu tradional bertahan sampai sekarang. Selain rasanya lezat, juga mudah didapatkan dan murah. Cita rasa goyang lidah di Solo pun mendunia. Ia menyebut makanan khas yang murah, lezat dan mudah didapat di Solo diantaranya timlo, nasi liwet, lemper, tengkleng, selat dan srabi.
Uniknya, menu makanan tradisional Kota Solo yang mendunia bukan berasal dari restoran besar. Namun diolah dari industri rumahan yang dijual di lapak PKL tepi jalan raya.
“65 persen perekonomian Solo ditopang UMKM. Terutama yang di kuliner. Maka, pemerintah sudah seharusnya merawat mereka. Berilah fasilitas baik dan gratis. Pajak dan retribusi boleh dikenakan namun jangan sampai memberatkan pelaku usaha itu. Kalau bisa malah dimodali,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, sumber pendapatan Kota Solo sektor pajak dan retribusi memang bukan destinasi wisata alam. Kota Solo pun tak memiliki laut atau gunung yang biasanya untuk healing. Sehingga, sektor pendapatan itu dari aktivitas bisnis di lima wilayah kecamatannya.
“Pemerintah harus cerdas menggali dan menjual potensi yang ada di Solo. Kota ini tak mengandalkan alam. Kebijakan tanpa mematikan yang lemah serta berkeadilan bagi semua warganya. Memakmurkan dan melindungi masyarakatnya. Menyandang The Spirit of Java, jangan malah termasuk kota termiskin di Indonesia,” katanya. (Abdul Alim)