Usai Dilanda Banjir, Petani Grobogan Menghadapi Serangan Hama Tikus

Jatengpress.com, Grobogan – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) mengatakan upaya pemulihan pertanian harus melibatkan pendekatan ekosistem secara menyeluruh, termasuk pengendalian hama dan edukasi lingkungan.

“Permasalahannya bukan hanya banjir, tapi juga hama tikus. Saya mengapresiasi Kementerian yang ikut memberikan solusi jangka panjang, seperti penyediaan burung hantu sebagai predator alami,” ujarnya usai penyerahan bantuan pascabencana banjir di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Kamis, 3 Juli 2025.

Ia juga mengingatkan pentingnya pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dalam penanganan hama

“Kita perlu melibatkan kampus-kampus yang punya keahlian dalam pengendalian hama. Ini bagian dari upaya kolektif,” ungkapnya.

Terkait banjir, ia menyoroti perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.

“Saat saya tanya, warga bilang: ‘Kami buang sampah di sana karena yang lain juga begitu.’ Ini persoalan edukasi dan kesadaran kolektif,” ujarnya.

Yasin juga menyoroti sedimentasi sungai terjadi jauh lebih cepat dari kondisi ideal.

“Dulu, aliran sungai yang terjaga bisa bertahan 10 tahun sebelum sedimentasi. Sekarang baru 3 tahun sudah dangkal. Ekosistem harus dibangun ulang,” tegasnya.

Ia mengingatkan pengelolaan sungai tak bisa dilakukan sendiri-sendiri oleh kabupaten. Misalnya, aliran dari Waduk Jragung di Kabupaten Semarang bisa berdampak ke Grobogan.

“Harus ada koordinasi lintas daerah. Kita harus menanam pohon-pohon besar seperti pisang, normalisasi sungai, dan gotong royong pulihkan ekosistem,” tegasnya.

Sebagai informasi, kontribusi Jawa Tengah terhadap lumbung pangan nasional mencapai 16,9 persen pada 2024, dan meningkat menjadi 17 persen pada triwulan I tahun 2025. Dari angka tersebut, Kabupaten Grobogan sendiri menyumbang 10 persen. (*)