Jatengpress.com, Borobudur- Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC), Febrina Intan, mengatakan, merelokasi pedagang dari kompleks Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) ke Kampung Seni Borobudur bukan hal yang mudah.
“Jika mendengar ada yang belum dapat lapak di Kampung Seni Borobudur, yang sebenarnya bukan begitu. Mungkin ada komunikasi yang kurang bisa dipahami bersama,” katanya, Kamis (18/9).
Intan berkomitmen untuk menuntaskan persoalan itu selama 2 pekan ke depan. Atau sebelum Kampung Seni Borobudur diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, awal Oktober nanti.
Intinya, menurut Intan, keberadaan Kampung Seni Borobudur di Kujon harus membawa kebaikan, social impac yang lebih baik dibanding sebelumnya.
Di sisi lain, Intan cukup lega karena mayoritas pedagang sudah menempati tempat jualan yang telah disediakan di Kampung Seni Borobudur. Dari ribuan pedagang, tinggal 200an yang belum mau masuk Kampung Seni Borobudur.
“Setelah dilakukan komunikasi dengan pedagang, sebagian besar memahami kenapa harus pindah ke tempat yang lebih baik (Kampung Seni Borobudur),” kata Intan.
Dua menyebut, kebijakan memindahkan pedagang didasari pertimbangan atas kondisi kompleks TWCB yang kala itu kurang menyenangkan, terutama bagi pengunjung. Suasana itu membuat kemegahan Candi Borobudur menjadi kurang berkesan.
“Maka pelan-pelan kita berikan pengertian dan edukasi melalui kegiatan pelatihan UMKM bekerjasama dengan bank daerah,” katanya.
Mengenai operasional Kampung Seni Borobudur, lanjut Intan, akan dievaluasi setiap pekan sampai akhir 2024 nanti. Baik perkembangan pedagang berikut transaksi yang terjadi.
Termasuk operasional shatle bus bagi pengunjung dari Candi Borobudur ke Kampung Seni Borobudur dan sebaliknya. Sampai akhir tahun nanti masih digratiskan.
Tetapi akan evaluasi pada liburan akhir tahun 2024 sebelum ditetapkan sebagai angkutan berbayar.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono, mengatakan, pengelolaan Candi Borobudur nantinya ditangani secara single otority management, PT Taman Wisata Borobudur (TWB).

Penataan ulang dilakukan agar sesuai visi yakni Borobudur sebagai destinasi pariwisata berkualitas yang berbasis haritage dan spiritual.
Potensi pariwisata spiritual dan pilgrame di dunia sangat besar, sekitar 500 juta. Targetnya, mampu menyedot 2 juta wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Borobudur.
Terkait itu, menurut Maya, ada 4 pilar penting yang harus dijaga. Menyangkut konservasi, edukasi, ruang hijau dan spiritual.
“Sebagai cagar budaya kebanggaan Bangsa Indonesia, Candi Borobudur yang dibangun 1.200 tahun lalu bisa bertahan hingga 1.000 tahun ke depan,” katanya. (*)