Semua Wilayah Kecamatan di Purbalingga Berisiko Terjadi Bencana

Jatengpress.com, Purbalingga – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengungkapkan, berdasar kajian Risiko Bencana di Purbalingga tahun 2024-2029, semua wilayah kecamatan di Purbalingga berpotensi terjadinya bencana. “Dari 18 kecamatan yang ada di Purbalingga, berdasar hasil kajian tersebut, semuanya berpotensi terjadinya bencana alam. Oleh karenanya, diperlukan pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” kata Prayitno.

Prayitno mengungkapkan hal tersebut disela-sela pembukaan kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Desatana) di Desa Danasari, Kecamatan Karangjambu, Selasa (3/9/2024). Pembentukan Destana tersebut dilaksanakan selama tiga hari hingga Kamis (5/9) besok.

Prayitno merinci, wilayah kecamatan dengan risiko bencana banjir seluas 12.345 hektar yang berada di 10 kecamatan, masing-masing Kemangkon, Purbalingga, Kaligondang, Kutasari, Bobotsari, Karangmoncol,Rembang, Karangjambu, Karanganyar, dan Bukateja. Kemudian Kawasan risiko bencana gerakan tanah seluas 16.510 hektar yang tersebar di 13 kecamatan kecuali Kecamatan, Purbalingga, Kalimanah, Kemangkon, Bukateja, dan Padamara. Kawasan risiko bencana letusan Gunung Slamet seluas 8.015 hektar tersebar di di tiga kecamatan masing-masing Karangreja, Bojongsari, dan Kutasari.

“Üntuk Kawasan risiko bencana angin topan atau putting beliung berpotensi terjadi di seluruh wilayah Kecamatan di Purbalingga,” kata Prayitno.

Prayitno menjelaskan, jika dalam lingkup kabupaten kota se Jateng, wilayah Purbalingga masuk dalam risiko ‘Sedang’ terjadinya bencana. Demikian pula dalam penilaian Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), skor indek untuk Purbalingga pada tahun 2022 yakni 139,78 dan pada tahun 2023 menurun menjadi 130,82.

“Pemkab Purbalingga melalui BPBD terus berupaya menurunkan angka IRBI sesuai target indikator pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.  Pada tahun 2025, target IRBI dalam dokumen RPJPD diharapkan menurun menjadi 127,16,” kata Prayitno.

Terkait upaya yang dilakukan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana, Prayitno mengatakan, pihaknya secara terus menerus melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kebencanaan baik melalui media sosial, sosialisasi langsung ke sekolah, madrasah, perguruan tinggi,  industri, kembaga kesehatan seperti Puskesmas. Selain itu juga melakukan  pembentukan Destana yang hingga saat ini sudah terbentuk 12 Destana, penguatan sistem peringatan dini, dan sinergi dengan pihak akademisi, media, relawan, radio komunitas serta lembaga kemanusiaan lainnya.

“Mudah-mudahan dengan upaya ini, dapat membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana dan pada akhirnya seandainya terjadi bencana, risiko rendah dan tidak sampai terjadi korban jiwa manusia, maupun kerusakan sarpras yang berdampak kerugian  ekonomi,”pungkas Prayitno. (*)