Jatengpress.com, Karanganyar– Di pelataran Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) Ismu Pratiwi yang asri, puluhan ibu-ibu tampak mengantre dengan tertib. Tidak ada raut wajah tegang; yang ada justru suasana kekeluargaan yang hangat. Senyum ramah sang pemilik rumah menyambut setiap warga yang datang untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) secara cuma-cuma.

Momen ini bukan sekadar pemeriksaan medis biasa, melainkan perayaan syukur atas hari ulang tahun ke-69 Bidan Ismu Pratiwi. Tepat di penghujung tahun, pada 29 Desember 2025, ia memilih menutup tahun dengan berbagi sebagai wujud rasa syukur atas waktu dan kesehatan yang diberikan Tuhan.
Sejak purna tugas dari Puskesmas Jatiyoso pada tahun 2013, semangat pengabdian perempuan ini tak pernah padam. Di tempat praktiknya, ia sehari-hari melayani pemeriksaan umum, pemeriksaan kehamilan, persalinan normal, USG kehamilan, KB, hingga imunisasi. Namun, menyadari biaya mandiri bagi sebagian warga cukup tinggi, ia rutin menggandeng berbagai pihak untuk mewujudkan layanan KB gratis setiap hari jadinya.
“Saya merasa sangat bersyukur, di usia yang sudah tidak muda lagi, saya masih diberi kekuatan dan kesempatan untuk melayani masyarakat yang membutuhkan. Pelayanan di penghujung tahun ini adalah wujud rasa syukur saya atas waktu yang diberikan Tuhan selama ini, ujar Ismu di sela-sela kegiatannya melayani akseptor,” katanya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi yang solid demi kemanusiaan. Di lapangan, Bidan Ismu dibantu oleh para relawan dari Puskesmas Jatiyoso, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dinas Kesehatan (Dinkes), serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB).
Kerja keras kolektif sejak tahun 2014 ini membuahkan hasil nyata. Setiap tahun, antara 100 hingga 200 akseptor terlayani untuk pemasangan IUD dan Implan. Hal ini tidak hanya membantu meringankan beban ekonomi warga, tetapi juga membantu pemerintah dalam memenuhi target program keluarga berencana.
Layanan yang diberikan Bidan Ismu menjadi oase bagi warga. Di pelataran rumahnya, warga mengantre dengan nyaman, menikmati suasana rumah yang jauh dari kesan kaku sebuah klinik. Dedikasinya membuktikan bahwa usia hanyalah angka, dan purna tugas bukan berarti berhenti memberi manfaat.

Bidan Ismu pun menitipkan pesan mendalam bagi rekan-rekan sejawatnya. Ia berharap langkah kecilnya ini bisa memicu semangat para bidan lainnya untuk terus berkontribusi bagi kemanusiaan.
“Saya mengajak para bidan senior dan profesional lainnya, janganlah berhenti untuk terus membaktikan diri di tengah masyarakat. Pengalaman dan keahlian yang kita miliki adalah amanah yang harus terus disalurkan untuk membantu sesama, pesan Ismu Pratiwi dengan tulus,” katanya.
Melalui aksi nyata ini, Bidan Ismu Pratiwi tidak hanya merayakan bertambahnya usia, tetapi juga merayakan keberlanjutan hidup yang bermanfaat bagi orang banyak. Sebuah teladan tentang bagaimana masa tua seharusnya diisi: dengan tangan yang terus memberi dan hati yang terus peduli.(Abdul Alim)






