Jatengpress.com— Suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG) Daerah Binaan (Dabin) II Dr. Wahidin Sudirohusodo Kecamatan Jumapolo saat memperingati Hari Guru Nasional (HGN), Selasa (25/11/2025). Bertempat di SDN 02 Ploso, kegiatan yang berlangsung pukul 13.30–15.00 WIB itu diikuti 96 peserta dari 13 SD, terdiri atas kepala sekolah dan guru kelas 1–6.
Tidak seperti pertemuan rutin biasanya, momentum peringatan HGN kali ini dikemas lebih istimewa. Para guru mengadakan refleksi kinerja, doa bersama, membuat tumpeng, hingga bertukar kado antarsesama. Sebuah tradisi sederhana namun sarat makna kebersamaan.

Pengawas Pendamping, Giyatno, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa Hari Guru bukan sekadar seremoni, melainkan waktu untuk kembali melihat perjalanan panjang guru dalam memajukan pendidikan.
“Hari Guru ini adalah momentum untuk bercermin. Guru itu bukan hanya pengajar, tapi teladan. Karena itu kita perlu berkumpul, saling menguatkan, dan memastikan kompetensi kita selalu meningkat,” tutur Giyatno di hadapan peserta.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan KKG Dabin II dirancang tidak sekadar sebagai forum rutin, tetapi sebagai ruang bertumbuh.

“Tujuan kegiatan ini jelas yakni meningkatkan kedisiplinan kinerja, memperkuat kompetensi penyusunan RPPM, menguatkan perencanaan kurikuler, dan mendorong guru melek digital,” tegasnya.
“Kami juga membiasakan refleksi,Guru harus berani mengevaluasi dirinya. Di sinilah pentingnya unggahan kinerja guru melalui Rumah Pendidikan atau Heylink.me,” imbuhnya.
Giyatno menilai digitalisasi pembelajaran dan asesmen adalah tuntutan zaman. Guru harus siap berubah.
“Guru itu harus terus bergerak. Tidak boleh berhenti belajar. Kita memasuki era AI, dan guru harus mampu memanfaatkan teknologi, bukan justru takut pada teknologi,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, para kepala sekolah bertindak sebagai penanggung jawab sekaligus pemateri. Mereka menyampaikan sejumlah materi strategis yang terjadwal, seperti Kode Etik ASN, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, serta Kompetensi Sosial dan Kepribadian.
Sesi kemudian dilanjutkan dengan paparan dari guru yang dibagi Fase A: kelas 1–2, Fase B: kelas 3–4 dan Fase C: kelas 5–6. Guru berbagi materi RPPM berbasis AI, Digitalisasi Pembelajaran, Digitalisasi Asesmen, Kokurikuler, serta Diskusi Refleksi Kinerja.
Penanggung jawab Fase B, Rohmadi Ary Yuwono, S.Pd., mengakui bahwa forum seperti ini sangat berdampak langsung pada peningkatan mutu mengajar.
“Kegiatan ini betul-betul membantu kepala sekolah maupun guru. Wawasan kami bertambah, kami jadi lebih percaya diri dalam menerapkan pembelajaran baru. Ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan,” ujar Rohmadi Ary.
Ia menekankan bahwa kekompakan guru adalah fondasi utama keberlanjutan pendidikan di sekolah.

“Kebersamaan seperti ini membuat guru semakin solid. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Guru butuh ruang kolaborasi, dan KKG ini menjawab kebutuhan itu,” tambahnya.
Salah satu momen paling dinanti dalam kegiatan tersebut adalah pembuatan tumpeng dan sesi tukar kado. Para guru tampak antusias membawa kado sederhana untuk diberikan kepada rekan sesama pendidik.
Meski sederhana, tradisi ini menjadi simbol rasa syukur dan penghargaan antarguru. Tawa dan obrolan ringan mewarnai suasana, menunjukkan eratnya hubungan kekeluargaan di Dabin II.
“Ini bukan tentang besar kecilnya kado, tetapi tentang kebersamaan,” ujar salah satu guru peserta yang ikut membagikan tumpeng.

Giyatno memastikan bahwa KKG Dabin II Dr Wahidin Sudirohusodo akan terus berjalan secara berkesinambungan.
“Program ini tidak berhenti di peringatan Hari Guru saja. KKG akan terus berjalan, bahkan kami targetkan berlanjut hingga tahun ajaran baru dan seterusnya,” ujarnya menegaskan.
Dengan semakin kompleksnya tantangan dunia pendidikan, konsistensi KKG dianggap sangat penting untuk menjaga kualitas pembelajaran di sekolah. (Abdul Alim)







