Produk Batik Solo Diburu Pasar Mancanegara

SOLO, JATENGPRESS.COM-Produk batik dari Kota Solo ternyata mendunia. Distributor maupun pengguna produk batik asal mancanegara sampai berburu ke produsennya di Kota Bengawan. 

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Ekspor dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Endang Kurnia Maharani saat talkshow di event Batik Festival persembahan Koperasi Batari di Solo, Selasa (22/10/2024). 

“Ada pembeli dari Nigeria bela-belain mau kembali ke Solo buat nyari batik yang dua tahun lalu didapatnya di sini. Mereka suka,” katanya. 

Endang mengatakan peminat produk batik Solo luar biasa, baik itu dari lokal maupun pembeli asing. Itu terlihat dari antusias peserta pameran batik di ajang trip Indonesia yang berasal dari berbagai belahan dunia. Lanjutnya, realisasi ekspor produk batik Solo per tahun sekitar 23 persen dari total komoditas ekspor Kota Solo. Hanya saja butuh upaya tak sederhana mempertahankan dan meningkatkan performa itu. Apalagi kurangnya regenerasi pelaku usaha batik dapat mengancam iklim prositif tersebut. 

Sementara itu Kepala Bidang Koperasi, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian, Siti Handayani mengatakan pelaku usaha batik dapat naik kelas asalkan mau mengikuti perkembangan teknologi dan penyesuaikan pasar. Dinasnya memfasilitasi hal itu. 

“Sering-sering ikut pameran. Pameran yang berkelas. Ikuti pelatihan marketing,” pesannya. 

Bagi mereka yang ingin mengenal industri batik, Pemkot Surakarta menyediakan ruang belajar membatik berikut mengelola usaha batik di UPT Semanggi. 

Di kesempatan itu, para mahasiswa asal sejumlah perguruan tinggi menghadirinya. Pelaku usaha mandiri juga ikut mendengarkan dan bertanya. Termasuk ke salah satu narasumber, yakni Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan PertanianEko Nugroho Isbandijarso. 

Eko mengatakan lahan pertanian di Solo memang menipis dan sebentar lagi habis. Namun tak lantas mengancam pangan warganya. Justru ketersediaan pangan melampaui permintaan 500 ribu jiwa warga Kota Solo. 

“Enggak ada krisis pangan di Solo meski tak punya sawah. Kita punya program pangan murah dan bansos,” katanya. 

Ia menyebut pertanian konvensional beralih ke hidroponik dan pemanfaatan lahan pekarangan rumah. 

Talkshow di hari pertama event Batik Festival dimeriahkan hadiah bagi para penanya. Talkshow masih akan diagendakan pada hari terakhir festival dengan menghadirkan narasumber ternama lainnya pada Kamis (24/10/2024). (Abdul Alim)