Jatengpress.com, Magelang – Kebutuhan akan jaminan kesehatan bukan hanya berlaku bagi yang bekerja di sektor informal. Terbukti, karyawan yang bekerja di lembaga kesehatan pun memilih memanfaatkan program nasional tersebut.
Sebagai contoh adalah Ny Erliyanti (41), karyawati sebuah rumah sakit swasta di Kota Magelang. Berkat keikutsertaannya dalam program BPJS Kesehatan, dia tidak perlu pusing tujuh keliling kala menjalani operasi di salah satu rumah sakit terkemuka di Kota Sejuta Bunga.
“Ketika itu, isteri saya harus dioperasi karena posisi janin berumur tiga bulan yang dikandungnya berada di luar rahim,” ungkap Eko Wahyudi (49), suaminya.
Eko merasa amat bersukur karena tidak keluar biaya sesen pun dari kantongnya. Padahal kalau dibanding tanpa fasilitas BPJS, diperkirakan biayanya mencapai kisaran Rp 5 juta.
Sementara prosedur yang dijalani sejak awal masuk hingga perawatan selama tiga hari terlayani dengan baik. Bahkan sampai isterinya diperbolehkan pulang.
“Alhamdulillah… operasi berjalan baik sesuai harapan, dan isteri saya pulang dengan keadaan sehat, meski dalam proses pemulihan,” ujarnya.
Singkat kata, menurut Eko, selama mengikuti program BPJS, keluarganya selalu mendapatkan pelayanan sangat baik.
“Kami dilayani secara profesional. Proses lancar, tanpa kendala, dilayani dengan ramah,” ujarnya.
Terkait pembayaran juga tidak sulit karena terbantu oleh manajemen di tempat kerjanya. Sehingga terbayar tepat waktu dan tidak merepotkan setiap kali jatuh tempo.
Pengalaman pahit
Kenyataan itu berlawanan dengan yang pernah dialami Eko sebelum dirinya mengikuti program BPJS Kesehatan beberapa tahun silam.
Waktu itu, dia mengalami sakit yang sulit disebutkan. Eko berobat ke sebuah rumah sakit ternama di Kota Magelang. Dan pelayanan yang diterima jauh dari memuaskan.
“Sejak masuk, mulai pendaftaran lalu masuk ruang rawat inap, saya merasa tidak diperhatikan. Benar-benar sedih hati saya, kecewa dan marah campur aduk di dalam dada,” ujarnya.
Karena tidak mendapatkan pelayanan sebagaimana yang diharapkan, segera saja dia memutuskan untuk keluar dari rumah sakit, dengan biaya yang cukup mahal.
Karena itu, ketika dirinya difasilitasi oleh kantornya, Eko merasa lega. Meski tak pernah sakit dan masuk rumah sakit, tetapi sekarang bisa bekerja dengan perasaan tenang dan nyaman.
“Sudah tidak was-was seperti dulu. Tapi saya juga berharap jangan sampai sakit,” ujar bapak satu anak yang kini menjadi pegawai di Sekretariat DPRD Kabupaten Magelang. (TB)