328 Warga Magersari Kota Magelang, Jadi Uji Coba Makan Bergizi Gratis

Jatengpress.com, Magelang – Sebanyak 328 warga di Kelurahan Magersari, Kota Magelang, Jawa Tengah, menjadi sasaran ujicoba pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). 

Kegiatan ujicoba MBG digelar selama 3 hari mulai Kamis (26/12) hingga Sabtu (28/12). Targetnya meliputi ibu hamil (bumil), ibu menyusui (busui) dan anak bawah lima tahun atau balita.

Menurut Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Magelang M Rauf Oktavian, sasaran utama program MBG adalah siswa sekolah. Karena uji coba tersebut dilaksanakan di hari libur sekolah, maka dialihkan ke sasaran yang lain.

“Warga Kelurahan Magersari dipilih jadi lokasi ujicoba dengan total sasaran 328 penerima MBG, terdiri dari 14 bumil, 93 busui dan 221 balita,” tuturnya, Kamis (26/12).

Dalam pelaksanaan program ini, lanjut Rauf, setiap gram gizinya dihitung oleh tim ahli gizi yang berkoordinasi dengan tim Dinas Kesehatan maupun ahli gizi Puskesmas setempat.

Di hari pertama ini, menunya meliputi nasi putih, ikan patin asam manis, tempe goreng, serta tumis sayuran berupa jagung, wortel dan buncis. Lalu, potongan buah melon dan susu kemasan rendah gula.

Untuk hari kedua, menu yang diberikan yakni nasi putih, ayam semur kecap, tumis caisim, tahu goreng, jeruk, dan susu kemasan.

Kemudian pada hari ketiga, menunya meliputi nasi putih, beef slice teriyaki, sayur capcai, tempe goreng, pisang, dan susu kemasan.

“Harusnya kita kalau sudah beroperasi, bisa 20 menu ditambah menu kejutan. Agar tidak bosan dengan menu yang ada,” sebutnya. 

Program tersebut, masih kata Rauf, nantinya akan diluncurkan serentak oleh Presiden Prabowo Subianto di seluruh Indonesia awal Januari 2025.

Rauf mengaku dapat memproduksi program MBG untuk 3.000 siswa di semua tingkatan dalam radius 1-3 kilometer (km) dari SPPG Kota Magelang. Karena terdapat prosedur operasi standar (SOP) yang harus dipenuhi seperti pengantaran makanan yang tidak lebih dari 30 menit.

“Sesuai SOP, maksimal jumlahnya baru 3.000 siswa seperti arahan dari pusat. Kalau kapasitas maksimal masih bisa 3.500 hingga 4.000 siswa tetapi angka itu tidak aman. Dan resikonya tinggi sehingga ditekan sampai 3.000,” bebernya. 

Rauf menambahkan, anggaran untuk program ini berasal dari Badan Gizi Nasional (BGN). Menurutnya, alokasi Rp 10 ribu per porsi untuk wilayah Magelang sudah cukup dan sesuai dengan pemenuhan gizinya.

“Bagi kami, indikator bukan di harganya, tetapi gizinya dulu. Jadi kalau memang standar nya segitu maka akan kita penuhi,” tambahnya. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang Istikomah menyebut wilayah Kota Magelang merupakan satu dari 100 kota/kabupaten yang menjadi lokasi khusus pelaksanaan program MBG.

Selain itu, pihaknya bertugas untuk mengawasi proses produksi dan penyaluran Makan Siang Gratis agar terkoordinasi dengan baik hingga sampai ke masyarakat. 

“Pada hari ini hanya untuk launching (pembukaan), seperti ujicoba untuk pelaksanaan produksi makanan dan distribusinya seperti apa untuk proses ke depan agar dievaluasi supaya pelaksanaannya terkoordinir,” tuturnya. 

Seorang warga Magersari, Ambarwati, menilai menu pada hari pertama telah sesuai dengan makanan yang dikonsumsi oleh anaknya setiap hari. 

“Jadi sudah komplit menurut saya. Ke depannya mungkin kalau semisal hasil olahannya ada yang sedikit keras, agak dilunakkan. Karena setiap anak kan berbeda,” ungkapnya. (*)