CSIRT Kabupaten Magelang Siap Bertugas Amankan Ruang Siber

JATENGPRESS, MAGELANG– Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Magelang, Budi Daryanto, berkomitmen akan selalu menciptakan ruang siber yang aman di daerah tugasnya. 

Ke depan, menurut dia, kita dituntut menperkuat tim siber untuk menangkal serangan siber seperti yang pernah menimpa Pusat Data Nasional belum lama ini.

“Sehingga nanti kalau ada serangan-serangan, seperti judi online yang makin marak dan sebagainya, maka kita membutuhkan suatu tim yang kuat,” kata dia, Kamis (22/8), usai menghadiri launching bersama CSIRT Kabupaten Magelang.

Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) Kabupaten Magelang dilaunching di kantor Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Depok Jawa Barat, Kamis (22/8). Launching CSIRT dilakukan bersama 17 lembaga, kementerian, pemerintah daerah, dan rumah sakit di Indonesia.

Setelah dilantik, menurut dia, CSIRT Kabupaten Magelang memiliki tugas besar agar bisa saling bekerja sama, berkolaborasi, untuk menanggulangi berbagai serangan siber.

Langkah konkretnya, Dinas Kominfo Kabupaten Magelang akan membekali masyarakat setempat pada umumnya, dan rekan-rekan OPD pada khususnya, dengan pemahaman yang baik mengenai dunia siber.

“Kami akan adakan Bimtek bagi rekan-rekan di OPD, terutama para pemegang data dan sebagainya. Kita Bimtek untuk lebih berhati-hati, agar mengetahui cara menangani serangan siber yang ada di masing-masing OPD,” ujarnya.

Kepala BSSN Hinsa Siburian menyebut saat ini telah hadir dunia baru, yaitu dunia siber. Di dunia siber, ada manfaat dan ancaman sekaligus. Dunia siber ini menjadi center of gravity, sangat ketergantungan kehidupan di darat, laut, dan udara dengan ruang siber.

“Presiden mengamanatkan agar kita bisa melindungi masyarakat kita di ruang siber karena di situ ada kejahatan,” kata Hinsa.

Dalam ruang siber, ada peluang kesejahteraan dan kejahatan. Fungsi BSSN lebih kepada bagaimana agar kejahatan tersebut tidak mengganggu, tidak merusak hidup dan kehidupan.

“Kalau di darat, laut, dan udara kita sudah punya TNI dan Polri. Di ruang siber, kita BSSN sedang membangun pasukan-pasukan siber yaitu Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS).

Jika pengamanan secara fisik dengan banyak orang pasti menang, tetapi di ruang siber menggunakan teknologi, maka manusianya memang harus dibina,” pesannya.

Hinsa menambahkan, ada ancaman yang bersifat teknis dan menyerang sistem. Hampir semua instansi menggunakan sistem elektronik dan digitalisasi. Makin tinggi pemanfaatan teknologi dan komunikasi pada saat itu juga paralel akan muncul ancaman.

“Kalau mau aman ya tentunya tidak menggunakan digitalisasi, tapi kalau kita tidak menggunakan digitalisasi kita akan lambat, kita akan tertinggal.

Maka kita harus bisa menyesuaikan, beradaptasi, mengatur keseimbangan. Kita perlu kecepatan, kenikmatan, tapi kita juga perlu mempertimbangkan masalah keamanan,” tandasnya.

Dengan adanya launching bersama CSIRT, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran keamanan informasi dalam penanggulangan insiden bagi setiap sektor secara masif dan terstruktur dalam suatu pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber.

Pentingnya kolaborasi dan sinergitas setiap TTIS antara sektor guna memperluas wawasan penanggulangan insiden dan peluang kerja sama dalam keamanan informasi.

Launching TTIS bersama dengan melibatkan berbagai sektor akan memberikan persepsi yang sama dalam pembentukan dan pembinaan dalam penanganan insiden bagi sektor pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun di sektor pembangunan manusia.

18 instansi yang melaunching bersama Tim Tanggap Insiden Siber meliputi: BPH Migas, Komisi Penyiaran Indonesia, Badan Penugasan Kawasan Perdagangan, Kota Tasikmalaya,,Kota Ambon, Kota Jayapura, Kota Bukittinggi, Kota Baubau, Kota Banda Aceh dan Kota Magelang.

Kemudian, Kabupaten Tanah Tidung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tuban, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Indragiri Hulu dan RS Universitas Indonesia.

Ke-18 instansi itu kemudian menerima Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai tanda terbentuknya Tim Tanggap Insiden Siber. Hingga kini BSSN sudah meregister 283 TTIS organisasi. (*)