JATENGPRESS, REMBANG – Sejak dua tahun terakhir, para petani tembakau khususnya non kemitraan di Kabupaten Rembang menikmati harga tembakau yang cukup baik. Ini lantaran, pembeli dari luar berani membeli tembakau dengan harga cukup tinggi.
Sejumlah petani tembakau di Kecamatan Sulang dan Sumber kepada media ini menuturkan, pembeli (bakul) tembakau sudah banyak bersliweran ke kampung-kampung. Bahkan petani non kemitraan baru petik daun saja, sudah didatangi.
‘Bakul orang mana, nggak tahu mas. Baru metik saja, sudah didatangi, ayo-ayo, jual-jual. Begitupun saat ngerajang, dan jemur daun, tambah banyak yang datang,” ungkap Bustomi, petani di Kuangsan, Kaliori, Selasa (6/8/2024).
Ia kebetulan baru memanen daun bagian bawah. Harganya sudah menembus Rp 40 Ribu per kilo gram. Bobot 50 an Kg, mendapatkan uang Rp 2 Juta.
Nanti daun semakin atas, biasanya harga lebih tinggi. “Ini ditawar Rp 45 Ribu per Kg, belum boleh mas,” tutur Subagio, warga Desa Kaliombo, Sulang.
Subaggio yang jug ini menambahkan hasil panen tembakau tahun ini tergolong bagus. Bahkan ia tertarik untuk memperluas lahan pada masa mendatang.
“Tahun kemarin pas pentas kethoprak ramai, sibuk banget, ndak sempat nanam. Lha tahun ini nyoba setengah hektar mas, karena pengin. Eh ternyata kok berhasil, insyaallah tahun depan nanam lebih luas lagi,” ujarnya.
Soal kendala ulat, tanamannya relatif aman. Sedangkan masalah air, ia membeli dari truk tangki seharga Rp 120 Ribu per rit. “Habis 7 tangki kemarin,” beber Subaggio.
Sementara itu, Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Rembang, Wawan Edi Susanto menjelaskan untuk tembakau kemitraan dengan PT Sadana Arif Nusa, baru akan setor hasil panen pada tanggal 15 Agustus mendatang. Soal harga, ia belum bisa berspekulasi. Namun harapannya, akan sesuai dengan angan-angan petani.
“Ya di tanggal 15 Agustus itu, mungkin petani baru bisa membandingkan bagusan mana, harga tembakau kemitraan sama non mitra,” terangnya. (yon)