01 Oktober 2025 13:47 GMT
Pemkab Wonogiri Gelar Puncak Peringatan World Cleanup Day (WCD) Tahun 2025
Jatengpress.com, Wonogiri – Pemerintah Kabupaten Wonogiri menggelar puncak peringatan World Cleanup Day (WCD) tahun 2025 yang dipusatkan di GOR Giri Mandala. Kegiatan dipimpin langsung oleh Bupati Wonogiri Setyo Sukarno bersama Wakil Bupati Imron Rizkyarno, Sekretaris Daerah FX Pranata, serta ratusan relawan pencinta lingkungan. Aksi bersih-bersih dilakukan secara gotong royong untuk mengembalikan fungsi ruang publik agar tetap asri dan nyaman. Setyo mengajak dan mengingatkan kembali, bahwa kepedulian dalam memelihara lingkungan hidup, terutama dalam upaya pengelolaan sampah di masyarakat sangatlah berharga untuk kelestarian bumi dan anak cucu nanti. Setiap tindakan kecil menjaga kebersihan, jika dilakukan bersama, akan memberikan dampak besar bagi kelestarian bumi. “Maka bersama-sama marilah kita perkuat komitmen kita, untuk menjaga kelestarian bumi ini. World Cleanup Day bukan hanya tentang memungut sampah sehari, tapi momentum membangun kesadaran kolektif dan kapasitas masyarakat untuk mengubah kebiasaan. Dari hal kecil seperti memilah sampah di rumah, dampaknya akan besar bagi keberlanjutan lingkungan,” ungkap Bupati, pada acara tersebut Selasa (30/9.. Dari data dari Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Wonogiri, dari total jumlah timbulan sampah di seluruh wilayah Wonogiri di tahun 2024, yakni sebanyak 127.166,54 ton, prosentase sampah yang terkelola baru mencapai 56,74 %. Prosentase pengelolaan sampah ini meliputi : jumlah sampah yang tertangani oleh Pemerintah Daerah dengan melaksanakan pengangkutan ke TPA sebesar 17,43 % dan pengurangan sampah di masyarakat melalui komposting, bank sampah, budidaya magot sebesar 39,31%. “Kita masih dihadapkan pada permasalahan masih minimnya sarana prasarana penanganan sampah dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah juga masih perlu di tingkatkan.” Saat ini praktek pengelolaan sampah dengan sistem KUMPUL-ANGKUT-BUANG masih banyak dilakukan, sehingga volume sampah yang harus diangkut ke TPA menjadi semakin besar. Hal ini mengakibatkan beban TPA yang terlalu berat, dengan sarana prasarana pendukungnya semakin tidak mencukupi. Diperkirakan umur TPA Ngadirojo hanya sampai tahun ini. “Sudah saatnya Pengelolaan sampah dengan sistem KUMPUL-ANGKUT-BUANG kita tinggalkan dan beralih pada paradigma baru pengelolaan sampah yakni dengan melaksanakan pemilahan sampah, pengurangan dan pembatasan sampah (reduce), pemanfaat kembali sampah (reuse) dan pengolahan sampah (recycle). Pengelolaan sampah diharapkan lebih efektif dan efisien sejak dihulu, yakni disemua sumber sampah, sehingga volume sampah yang ke hilir yakni TPA dapat dikendalikan dan diminimalisir. Pengelolaan sampah dapat dilaksanakan secara mandiri di rumah tangga, desa, sekolah, dan skala kawasan dengan 3R, sehingga tidak ada sampah lagi yang keluar dari kawasan tersebut atau zero waste.” (Pm)