SD N 01 Gedongan Hadirkan Dokter dan Tim Medis untuk Edukasi Budaya Hidup Sehat dan Perawatan Mata

Jatengpress.com, Karanganyar— Sebagai upaya menjaga kesehatan dan meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya budaya hidup sehat, SD N 01 Gedongan Karanganyar menggelar kegiatan pembelajaran khusus dengan menghadirkan dokter dan tim medis langsung ke ruang kelas pada Rabu (15/10). Kegiatan ini bertujuan mengenalkan berbagai aspek penting dalam menjaga kesehatan mata serta membatasi paparan layar digital yang selama ini semakin meningkat di kalangan anak-anak.

Sebanyak 28 siswa mengikuti kegiatan edukasi interaktif tersebut, yang menghadirkan narasumber dari dunia medis dan pendidikan. Anita Nugraheni, S.Pd, guru SDN 01 Gedongan menjelaskan bahwa kegiatan ini menggunakan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) agar siswa tidak hanya sekadar menghafal materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami ingin memastikan anak-anak tidak hanya tahu teori tentang kesehatan mata dan pola hidup sehat, tetapi benar-benar memahami dan menerapkannya dalam rutinitas mereka sehari-hari. Oleh karena itu, kami menghadirkan dokter dan tim medis yang bisa memberikan edukasi langsung serta menjawab pertanyaan siswa secara interaktif,” ujar Anita.

Kegiatan ini diawali dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang dipimpin oleh dr. Ervina Rahmi Hawa, seorang dokter dari Puskesmas 2 Colomadu sekaligus pemilik Klinik Pratama Kesehatan di Gedongan. Dalam sesi tersebut, dokter Ervina menanyakan kebiasaan siswa menggunakan perangkat digital, terutama ponsel pintar (HP). Banyak siswa mengaku sering menonton HP hingga larut malam, bahkan sambil tiduran.

“Kebiasaan seperti ini sangat berisiko terhadap kesehatan mata anak-anak. Paparan layar yang terlalu dekat dan durasi yang panjang dapat menyebabkan mata cepat lelah bahkan gangguan penglihatan,” ungkap dr. Ervina.

Untuk memberikan pemahaman praktis, tim medis juga mengajak siswa melakukan simulasi jarak membaca yang benar. Ternyata, sebagian besar siswa mempraktekkan membaca dengan jarak sangat dekat dari mata, yang menjadi salah satu faktor risiko gangguan mata. Selain itu, siswa juga diajak berdiskusi mengenai pola makan sehat yang dapat membantu menjaga kesehatan mata, seperti konsumsi makanan kaya vitamin A—wortel, hati sapi, dan bayam.

Kegiatan ini juga menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis serta tinggi gula. Anak-anak mengakui sering mengonsumsi minuman manis, dan hal ini mendapat perhatian khusus dari dokter.

“Kami berharap melalui edukasi ini, anak-anak bisa mulai membatasi intensitas penggunaan perangkat digital mereka, terutama menghindari menonton HP sampai larut malam. Selain itu, mereka juga diharapkan lebih selektif dalam memilih makanan dan minuman yang sehat agar kesehatan mata dan tubuhnya terjaga,” tambah Anita.

Salah satu fitur menarik dalam pembelajaran ini adalah penggunaan media pembelajaran digital berbasis game, yakni Pixel Game. Anak-anak diberikan akses gratis menggunakan perangkat digital milik sekolah untuk bermain sekaligus belajar mengenai kesehatan mata dan pola hidup sehat secara menyenangkan.

Anita menegaskan bahwa kolaborasi antara sekolah dan tenaga medis merupakan langkah strategis untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. “Kami ingin memastikan bahwa anak-anak mendapatkan edukasi yang menyeluruh, dari teori hingga praktik, sehingga mereka memiliki bekal untuk menjaga kesehatan seumur hidup,” tutup Anita. (Abdul Alim)