Jatengpress.com, Magelang – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang, Hamzah Kholifi, menekankan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam memperoleh layanan publik yang ramah, adil, dan bermartabat.
Namun tak dipungkiri, dalam praktiknya masih ada hambatan, baik secara fisik, kebijakan, maupun pemahaman di kalangan penyelenggara layanan
“Maka dari itu, acuan tema kita: “melayani dengan hati, bekerja tanpa diskriminasi, menuju kota magelang yang inklusi” sangat tepat diunggulkan sebagai pijakan semangat kita bersama,” ungkapnya, Kamis (25/09).
Hal itu disampaikan saat membuka Workshop Sensitivitas Disabilitas yang digelar di Grand Ballroom Atria Hotel. Forum itu diharpkan tidak sekadar forum seminar, tetapi menjadi momentum bagi Kota Magelang untuk meneguhkan komitmen inklusi.
Melalui workshop ini, pihaknya berharap inklusi tidak hanya berhenti di dokumen program, tapi terwujud dalam tindakan sehari-hari. Mulai dari kebijakan OPD, prosedur layanan di swasta, hingga interaksi petugas dengan penyandang disabilitas.
Dia juga mengapresiasi peran Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Magelang serta OHANA Indonesia yang hadir sebagai mitra dan narasumber. OHANA dikenal aktif dalam advokasi kebijakan dan hak-hak penyandang disabilitas, serta berbasis di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kepala Disnaker Kota Magelang, Wawan Setiadi, menambahkan, kegiatan ini sebagai upaya untuk membangun sinergi serta pemahaman dan komitmen bersama dalam meningkatkan sensitivitas dalam implementasi layanan serta pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di Kota Magelang.
“Ini sejalan dengan program unggulan Kota Magelang, Berdikarikan Disabilitas,” jelasnya.
Program tersebut meneguhkan upaya pemenuhan hak-hak disabilitas agar mereka bisa berdiri sejajar, memperoleh pendidikan, pekerjaan, pelayanan publik, hingga berpartisipasi sosial tanpa hambatan.
Workshop bertema “Melayani dengan Hati, Bekerja Tanpa Diskriminasi Menuju Kota Magelang yang Inklusi” ini diikuti sekitar 100 peserta. Mereka berasal dari organisasi perangkat daerah, BUMD, perusahaan, perguruan tinggi, sekolah luar biasa, komunitas disabilitas, hingga asosiasi dunia usaha dan lembaga layanan publik.
Dengan adanya forum ini, Pemkot Magelang berharap kesadaran dan empati terhadap penyandang disabilitas semakin tumbuh, sehingga terbangun layanan publik yang lebih inklusif bagi seluruh warga. (TB)