Magelang, Jatengpress.com – Destinasi Wisata Ketep Pass di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, masih menjadi salah satu magnet menarik untuk dikunjungi para wisatawan.
Menurut Asfuri Muhsis, Plt Direktur Utama Badan Pengelola Ketep Pass, destinasi yang berada di antara Gunung Merapi dan Merbabu tersebut semakin digemari kaum wisatawan.
Hal itu tercermin dari jumlah kunjungan selama 2024. Dia mencatat, wisatawan yang berkunjung hingga hari pertama tahun ini. Yakni, 245.486 wisatawan nusantara (wisnu) dan 946 wisatawan mancanegara (wisman).
Khusus kunjungan selama masa libur natal dan tahun baru (nataru) sejak 20 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025 mencapai lebih dari 20.000 wisatawan. Atau rata-rata sekitar 2.000 orang per hari.
“Puncak kunjungan terjadi pas 1 Januari lalu. Mbludak, sampai area parkir tidak bisa menampung kendaraan pembawa rombongan para wisatawan,” katanya, di depan awak media, Minggu (05/02).
Tingginya kunjungan wisatawan itu membuat pendapatan 2024 melampaui target. Dari target Rp 3,1 miliar, dapat terealisasi Rp 4,1 miliar sehingga ada kelebihan Rp 1 miliar.
“Kondisi tersebut merupakan buah kerja keras dari jajaran pimpinan, dan seluruh karyawan yang ada,” kata Asfuri, yang ditunjuk sebagai Plt Direktur Utama Ketep Pass per 26 Agustus 2024.
Kabag Pemasaran Ketep Pass, Edwar. Alfian, membanjirnya wisawatan ke Ketep berkat bantuan mitra kerja dari para travel agen dan biro perjalanan di berbagai daerah. Selain promosi secara terus menerus, serta harga tiket masuk yang relatif tidak menguras kantong.
“Saat cuaca cerah, dapat menikmati keindahan panorama sekeliling. Ketika Merapi berselimut kabut, pengunjung bisa menikmati suasana di resto atau kafe-kafe yang ada,” ujarnya.
Beberapa wahana di Ketep Pass yang diminati pengunjung antara lain, Menara Langit, Museum dan Vulcano Teater yang menyediakan 2 film.
Yakni, “Merapi Tak Pernah Ingkar Janji” (film dokumenter tentang erupsi Merapi 26 Oktober 2010 yang begitu dahsyat) dan “Nafas Bumi Merapi” (melukiskan aktifitas gunung teraktif di Indonesia itu).
Meningkatnya kunjungan wisatawan, lanjut Asfuri, berdampak baik terhadap membaiknya perekonomian masyarakat sekitar.
Mereka mendapat penghasilan dengan berjualan berbagai hasil lahan pertanian yang digarapnya. Seperti jagung bakar dan makanan-makanan tradisional.
Mereka yang masuk kelompok darwis (sadar wisata) membuka kafe-kafe di kawasan destinasi tersebut.
“Praktis eksistensi Ketep Pass ini juga berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Magelang,” ujarnya.
Asfuri mengakui, masalah parkir masih menjadi satu kendala tersendiri dalam upaya pengembangan destinasi wisata yang berada di antara Gunung Merapi dan Merbabu tersebut.
Sementara untuk menggaet wisman dalam jumlah lebih banyak terkendala treansportasi. Antara lain, dicabutnya status internasional 2 bandara Ahmad Yani Semarang dan Adi Sumarmo Solo
Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) belum mampu mengakses secara luas kedatangan wisatawan dari banyak negara. “Sehingga wisman lebih banyak yang berkunjung ke Bali,” tuturnya. (TB)