Jatengpress.com, Magelang – Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono, Rabu (21/05/2025), meluncurkan Kampung Keluarga Berkualitas Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KBRPPA) 2025 di Pendopo Pengabdian.
Tampak hadir, Sekda Kota Magelang Hamzah Kholifi, perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng, Kepala OPD terkait, camat, dan lurah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang, Nasrodin, mengutarakan, Kampung KBRPPA merupakan implentasi Program Anak Merdeka, program Unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang Tahun 2025-2030.
“Anak Merdeka merupakan program unggulan untuk mencegah dan menangani perkawinan anak, kekerasan pada anak, pekerja anak dan stunting,” jelasnya.
Kampung KBRPPA mendorong optimalisasi Kampung Keluarga Berkualitas dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberlanjutan Kampung Keluarga Berkualitas yang kini bersinergi antara Kampung KBRPPA.
Bentuk Kegiatan yang dilakukan di kampung ini antara lain pendampingan dan konseling kepada keluarga dan anak; pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak stunting dan ibu hamil; Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait program bangga kencana; pelatihan kader SAPA (sahabat perempuan dan anak) di 17 kelurahan dan Forum Anak dan Remaja.
Damar Prasetyono mengatakan, kampung KBRPPA merupakan bagian dari ikhtiar untuk membangun Kota Magelang yang lebih baik bagi generasi penerus. Selain itu menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang seluruh anggota keluarga, khususnya perempuan dan anak.
“Program ini adalah model intervensi berbasis komunitas yang akan dimulai di Kelurahan Rejowinangun Selatan, Cacaban dan Kramat Selatan. Diharapkan ke depan dapat diperluas ke wilayah-wilayah lain,” ujar Damar.
Damar mengatakan, sektor pendidikan menjadi sektor penting yang diprioritaskan selama kepemimpinannya. Dia menyebut pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan.
Selanjutnya, persoalan stunting juga menjadi hal krusial yang terus diupayakan Pemkot Magelang agar dapat ditekan seminim mungkin.
“Ini bagian tanggung jawab, (target) kalau bisa nol, tidak ada stunting di Kota Magelang. Maka upaya-upaya ke sana yang kita jalankan, bagaimana proses pernikahannya, kehamilan, kelahiran, balitanya. Ini rangkaiannya yang kita fokuskan,” papar Damar.
Damar optmistis angka stunting di wilayahnya dapat ditekan meski dirasa sangat kompleks. Menurutnya, seluruh elemen masyarakat harus turut andil dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
“Kampung ini hanya akan hidup bila kita rawat bersama. Mari kita jaga semangatnya, bukan hanya hari ini, tetapi setiap hari, dalam tindakan nyata dan keteladanan kita,” tandas Damar.
Sebagai informasi, acara tersebut juga diisi dengan sosialisasi materi psikologi dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia wilayah Jawa Tengah (*)