Magelang, Jatengpress.com – Ribuan wali santri dari berbagai daerah turut menghadiri Haflah Attasyakkur Wal Ikhtitam ke-82 Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang, Selasa (11/02) malam.
Tampak hadir, KH Muhammad Anwar Manshur (pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri, Jatim); KH Nurul Huda Djazuli, (pengasuh ponpes Al Falah Ploso, Mojo, Kediri, Jatim); dan KH Zulfa Musthofa dari PBNU.
Kemudian, Kapolresta Magelang Kombes Pol. Herbin Garbawiyata Jaya Sianipar, Kapolres Magelang Kota AKBP Anita Indah Setyaningrum.
Di depan para wali santri, KHM Yusuf Chudlori, pengasuh API Ponpes Salaf Tegalrejo, Magelang, mengemukakan, orang baik itu bukan didasarkan paras yang tampan, atau cantik, atau kaya harta benda.
“Tetapi mereka yang sungguh-sungguh dan bersemangat memperdalam ilmu agama,” kata Gus Yusuf, sapaan akrab KHM Yusuf Chudlori.
Didirikannya pondok-pondok pesantren, menurut dia, sebagai salah satu bagian dari ikhtiar untuk mencetak insan yang berakhlakul kharimah.
Tetapi, masih kata KHM Yusuf Chudlori, untuk memperdalam ilmu agama bukan hal yang mudah. Banyak ujian, cobaan, godaan yang harus dihadapi para santri.
Begitu besar dan beratnya ujian yang dialami, sehingga memaksa sebagian santri tidak bisa menyelesaikan tugas memperdalam ilmu agama, alias putus di tengah jalan.
Ada yang memang tidak kerasan, atau karena sakit, atau karena orangtua kena halangan (musibah) atau dikarenakan oleh kendala lainnya.
“Hanya karena kegigihan, istiqomah dan restu orangtua sehingga banyak santri bisa bertahan di pesantren satu tahun,” kata Gus Yusuf, disambut tepuk tangan segenap hadirin.
Uraian hikmah Haflah Attasyakkur Wal Ikhtitam ke-82 disampaikan oleh KH Zulfa Musthofa, dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). **