Jatengpress.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mendapat penghargaan sebagai Daerah Peduli Ketahanan Pangan 2025.
Apresiasi tersebut diserahkan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, kepada Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, dalam Hari Ulang Tahun Kompas TV ke-14, bertema Harmonesia, di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis, 11 September 2025 malam.
“Mewakili Pak Gubernur dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mengucapkan terima kasih atas apresiasi dari Kompas TV atas kinerja ketahanan pangan di Jawa Tengah,” kata Sumarno.
Apresiasi itu, kata dia, bakal menjadi motivasi untuk terus meningkatkan ketahanan pangan di Jateng. Terlebih provinsi tersebut ditetapkan sebagai penumpu pangan nasional.
Dia juga menyampaikan terimakasih kepada lintas elemen di kabupaten/kota se-Jateng dalam kontribusinya dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah masing-masing.
Sumarno menambahkan, Jateng tetap memiliki tantangan dalam menjaga ketahanan pangan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Jateng ditetapkan menjadi penumpu pangan dan industri. Sesuatu hal yang sebetulnya bisa bertolak belakang.
“Pekerjaan beratnya karena Jawa Tengah menjadi penumpu pangan dan industri. Hal itulah yang harus dibuat keseimbangan,” ucap dia.
Akan tetapi, dikatakannya, pemerintah pusat terus memberi dukungan kepada Pemprov Jateng untuk terus berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi di Pulai Jawa yang punya andil besar pada ketahanan pangan nasional.
Dalam kesempatan lain sebelumnya, Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, mengatakan, dari sekira 3 juta hektare lahan di wilayah pemerintahan yang dipimpinnya, sekira 1,5 juta hektare merupakan zona hijau.
Zona hijau diharapkan terus dijaga sebagai lahan produktif untuk pertanian. Hal ini bertujuan untuk memperkuat posisi Jateng sebagai lumbung pangan nasional.
“Kami harapkan ini tidak diubah jadi zona pembangunan. Ini demi menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan,” ucapnya.
Apalagi, pada tahun 2024, Jateng telah menyumbang 18,8% dari total produksi pangan nasional. Jateng mampu menjadi penopang utama program swasembada pangan.
Berdasarkan data dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), sebanyak 91% lahan pertanian abadi atau Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Jateng masih terlindungi dari alih fungsi lahan.
Angka itu jauh di atas target nasional sebesar 87%. Hal ini menjadikan Jateng sebagai salah satu provinsi dengan realisasi LP2B tertinggi secara nasional. (*)