Soal Wacana Kembali 6 Hari Sekolah, Pemkot Magelang Belum Bersikap

Jatengpress.com, Magelang – Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang masih belum menentukan sikap terkait wacana masuk sekolah di wilayah Jawa Tengah dikembalikan 6 hari.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Nur Wiyono Slamet Nugroho, mengatakan, pihaknya masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

“Kami sudah matur Pak Wali. Kalau kebijakan itu berlaku di seluruh Jawa Tengah, semua harus enam hari. Kita
mengikuti,” katanya, di sela lomba drumband jenjang TK/SD se Jateng-DIY di GOR Samapta Kota Magelang, Minggu (23/11/2025).

Tetapi kalau diberi otoritas masing-masing kabupaten kota bisa mengatur sendiri lagi, menurut dia, pihaknya akan menggali lagi. Mencari data mengenai efektif efisien masuk sekolah lima atau enam hari.

“Kemarin kami duduk bersama dengan kepala sekolah terinformasi dengan lima hari sekolah kenakalan remaja, perkelahian, menurun,” tuturnya.

Kalau di kalangan orangtua, menurut Nur Wiyono, dipastikan akan diperoleh tanggapan yang beragam. Contohnya waktu ada wacana masuk sekolah jam 06.30, responnya berbeda-beda.

“Yang perlu disampaikan adalah hal itu untuk pendidikan karakter. Tujuannya, agar ada pembiasaan dan anak-anak terkondisi dan menunjang kebijakan pemerintah tentang tujuh pembiasaan anak menuju anak indonesia hebat.”

Yaitu, dari bangun pagi, berolahraga beribadah, sarapan, belajar bermasyarakat, tidur awal. saya kira menunjang sekali,” kata Nur Wiyono.

Seperti diberitakan, Pemprov Jateng tengah mengkaji pengembalian kebijakan 6 hari sekolah. Perumusan kajian itu dilakukan dengan menggandeng akademisi dan elemen masyarakat.

Wakil Gubernur Taj Yasin mengatakan, kebijakan 5 hari sekolah tujuan utamanya adalah memberikan waktu luang kepada anak-anak untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, berdasarkan kajian, para orangtua banyak yang bekerja hingga 6 hari bahkan 7 hari dalam sepekan.

“Dengan kebijakan lima hari sekolah, ada dua hari anak, maka ada satu hari yang tanpa pengawasan,” ujar Gus Yasin.

Dia menambahkan, Pemprov Jateng du bawah kepemimpinan Ahmad Luthfi-Taj Yasin, tegas menjalankan komitmen terhadap kesejahteraan anak. Sehingga kembalinya penerapan 6 hari sekolah, diharapkan memberikan perlindungan kepada anak, dari hal negatif saat berada di luar pengawasan orangtua.

Meski begitu, penerapan kebijakan itu terap akan mempertimbangkan hasil kajian dari para pakar pendidikan, perguruan tinggi dan juga kalangan dewan.

Gus Yasin menjelaskan, rencana kebijakan 6 hari sekolah yang diterapkan, akan diberlakukan untuk SMA dan SMK sesuai kewenangan pemprov. Namun, tidak menutup kemingkinan akan membuka peluang diberlakukan ke jenjang di bawahnya yakni SD, SMP, TK dan PAUD yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota. (TB)