Sekretaris Komisi IV DPRD Purworejo, H Much Dahlan : Perlu Penguatan Pendidikan Diniyah

Jatengpress.com, Purworejo – Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Purworejo, H Much Dahlan, SE menegaskan pentingnya penguatan lembaga pendidikan diniyah melalui kebijakan yang jelas dan dukungan anggaran yang memadai. Hal ini disampaikannya usai menghadiri pengukuhan pengurus Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Purworejo bertempat di aula NU Purworejo tepatnya di Lugosobo, Kecamatan Gebang, Purworejo, Sabtu (3/5/2025).

Menurut Much Dahlan, lembaga diniyah seperti madrasah sore atau malam yang tersebar di desa-desa memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter religius anak-anak. Ia menilai, eksistensi lembaga ini selaras dengan visi Kabupaten Purworejo yang menempatkan pembangunan sumber daya manusia religius sebagai salah satu prioritas utama.

“Lembaga diniyah sangat membutuhkan perhatian. Selain mendukung visi religius daerah, keberadaannya menjadi benteng moral bagi anak-anak, khususnya di pedesaan. Maka sudah seharusnya didukung melalui kebijakan yang berpihak dan anggaran yang memadai,” ujar politisi Fraksi PKB tersebut.

Lanjutnya, Much Dahlan juga mendorong hadirnya payung hukum yang kuat bagi lembaga pendidikan diniyah. Menurutnya, keberadaan Peraturan Daerah (Perda) sangat penting untuk memperjelas legalitas dan memperkuat penganggaran dari pemerintah daerah.

“Dengan adanya Perda, posisi lembaga diniyah akan lebih kuat secara legal dan memudahkan dalam hal penganggaran. Ini akan menciptakan sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam mendukung pendidikan keagamaan nonformal,” tegasnya.

Dijelaskan, bahwa selama ini, bantuan untuk lembaga diniyah sebagian besar disalurkan melalui Kementerian Agama. Ke depan, ia berharap pengelolaan bantuan bisa dilakukan langsung oleh pemerintah daerah melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra), sehingga distribusinya menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.

Lebih lanjut, Much Dahlan juga menyoroti kesenjangan fasilitas pendidikan karakter antara anak-anak di kota dan di desa. Jika anak-anak kota telah terbiasa dengan sistem full day school yang mengintegrasikan pendidikan moral dalam aktivitas harian, maka anak-anak di desa lebih mengandalkan madrasah diniyah sebagai pelengkap pendidikan karakter.

“Jangan sampai terjadi ketimpangan dalam pembentukan karakter generasi muda. Lembaga diniyah di desa justru harus diperkuat agar mampu menjalankan perannya secara optimal,” pungkasnya. (*)