Jatengpress.com, Semarang – Motivator terkemuka Tanah Air, Syafii Efendi mengungkapkan, dunia saat ini terus menerus menghadapi perubahan global yang begitu cepat.
Antarnegara di kawasan maupun di dunia sudah tidak ada lagi batas. Perubahan global pun terjadi begitu cepat.
Oleh karena itu, Syafii yang juga Presiden of OIC Youth Indonesia ini mengajak kepada generasi muda gen z untuk menaikkan standar berfikir, standar karakter, dan standar berkegiatan dalam menghadapi keterbukaan dan perubahan global yang begitu cepat.
Hal tersebut disampaikan di depan ribuan pelajar SMA, SMK dan Madrasah Aliyah dalam acara Seminar Internasional ASEAN Youth Movement 2025, dengan topik. “Membangun Mentalitas Pemuda Indonesia Unggul dan Berdaya Saing Global”, di Gedung Auditorium Prof Wuryanto, Unnes, Sekaran, Gunungpati, Minggu (23/2/2025).
Seminar digelar oleh DPD Wirausaha Muda Nusantara (WIMNUS) Jateng bekerjasama Gerakan Kewirausahaan Nasional dan HIPMI PT Unnes.
Selain Syafii Efendi, juga menghadirkan dua narasumber lainnya yakni Anas Hameeyae, Chairman of IslamicYouth Thailand, dan Danag Giri Sadewo, Education Influencer.
Ketua penyelenggara International Seminar ASEAN YOUTH MOVEMENT Baqiatus Syarifah SM menerangkan, seminar juga dihadiri sejumlah stakeholder terkait pendidikan dan kewirausahaan, di antaranya Pembina HIPMI PT UNNES Anindya Ardiansari S.E MM, Ketua HIPMI PT UNNES Rikki Jitu Saputra, Kasi SMA dan SLB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jawa Tengah Agus Rumanto SP MPd, Kantor KEMENAG Kota Semarang Dinta, Ketua Majelis DIKDASMEN Muhammadiyah Kota Semarang Dr Sutarto MM, LP Maa’rif NU Jawa Tengah Bagian Literasi Abdul Arifz Faqih dari DPD KNPI Jawa Tengah, serta para Guru SMA, SMK, MA Se-Kota Semarang, serta Ustad,Ustadzah dan Pengasuh Pondok Pesantren Se-Kota Semarang.
Ketua DPD WIMNUS Jawa Tengah, Slamet Muridan S Akun MM menekankan perlunya generasi muda bukan hanya kalangan mahasiswa perguruan tinggi untuk mengikuti seminar ini.
Namun seminar motivasi pendidikan dan kewirausahaan juga kermu diberikan kepada kalangan pelajar SMA, SMK, dan MA, untuk membuka wawasan mereka lebih luas.
“Kalau dulu pernah diadakan untuk mahasiswa, maka sekarang pelajaran SMA, SMK dan Madrasah Aliyah pun juga perlu kita sentuh untuk menaikkan semangat dan membuka wawasan mereka agar memiliki mentalitas unggul dan berdaya saing global nantinya,” ujar Slamet Muridan.
Lebih lanjut Syafii Efendi mengajak anak muda menghapus paradigma tamat kuliah jadi PNS. Menurutnya, paradigma itu merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda.
“Paradigma tamat kuliah jadi PNS itu melekat sekali. Itu adalah peninggalan Belanda, ini pembodohan yang harus kita cuci habis. Ya cuma itu tadi, untuk mencuci ini butuh kekuatan dan kolektif movement kita makanya dimulai dari anak muda,” tegasnya.
Dia mengatakan, pemerintahan Belanda saat itu memang cukup pintar. Karena, sewaktu meninggalkan Indonesia telah mengelola pola pikir masyarakat.
“Belanda itu pintar. Waktu dia pergi dari Indonesia sak keris-kerisnya dibawa semua. Kenapa? Karena pikiran kita yang dia sedang kelola,” ujarnya.
Sebab itu, dalam seminar ASEAN Youth Movement, pihaknya berupaya menaikkan standar berpikir, standar berkegiatan dan standar karakter anak muda Indonesia.
“Karena hari ini sudah tidak da batas lagi, karena sudah open border. Kita ke Vietnam bisa langsung ke Singapore, kemana-mana artinya tanpa ada batas-batas tertentu, dan faktanya tahun depan akan bertambah jumlah negara tanpa visa yang bisa kita kunjungi. Berarti go global itu memang tidak bisa dihindari,” papar dia.
Jika tidak berusaha menguasai informasi dan menaikkan standar berkegiatan, maka generasi kita akan jauh tertinggal.
Tetapi menaikkan standar itu diakuinya tidak gampang, karena generasi muda kita masih terjebak pada primordialisne kedaerahan dan gaya kita yang tidak memberi jalan perubahan.
“Ini yang Masalah. Jadi golongan-golongan kolot ini tidak mau brubah. Kalau dia tidak mau berubah tapi mau belajar,masih menarik. Tapi kalau dia tidak mau belajar dan tidak mau berubah, ini akan dihantam oleh perubahan. Nokia hancur, dulu wartel hancur, jadi banyak sekali bisnis-bisnis itu hancur karena dia tidak mau berubah. Sekarang Google disaingi oleh AI. Sebentar lagi AI nanti dihantam sama deepseek. Deepseek ini punya cina. Ini lebih cepat lagi,” papar dia.
Syafi’i menegaskan perang dagang itu sebenarnya nyata cuma kita tidak tahu kita ada di blok mana. Apakah kita jadi kekuatan baru yang siap memimpin dunia.
“Pertanyaannya gen z ada dimana. Anda hari ini gen z. Gen z ini dikatakan generasi strawberry. Tapi kalau dikelola dengan baik, gen z ini adalah kekuatan. Karena ini adalah makhluk yang ketika lahir langsung pintar. Kenapa langsung pintar, karena di tangannya semua informasi ada. Nah pertanyaannya orang yang memegang informasi ini apakah orang yang melakukan aksi,” ujar Syafii.
Karena orang yang menguasai informasi adalah orang yang berani melakukan aksi.
Oleh karena itu selain menaikkan standar, dia juga mengajak gen z untuk merubah mibdset menjadi generasi yang mau berfikir dan berkarya tanpa terbelenggu oleh primordialisne yang membuat dia merasa tidak mampu berbuat apa-apa.
“Ini semua urusan mindset. Kalau urusan mindset, AI pun tidak bisa menyaingi karna mindset ini persoalan drive bagaimana seseorang bisa berubah.
Perubahan tindakan, karakter, itu dinilai dari pola pikir,” ujar dia. (Cip)