Nasib Pilu Penjaga SD Gumelar : 37 Tahun Mengabdi, Giliran Ada Peluang Jadi ASN, Usianya Sudah Tak Penuhi Syarat

Banyumas, Jatengpress.com- Nasib pilu dialami Daliman (68) , warga Dusun Mijahan Desa Gumelar,  Kecamatan Gumelar,  Banyumas, Jawa Tengah. Selama 37 tahun menjadi penjaga sekolah, giliran ada kesempatan ikut ujian menjadi calon P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), pada tahun 2024 lalu usianya sudah tidak memenuhi syarat.

Inilah yang dialami Daliman , penjaga SDN 3 Gumelar yang cukup mendapat perhatian kalangan pendidikan.Nasibnya justru diujung tragis,  saat ada peluang mendaftar sebagai P3K usianya mencapai 58 tahun. Dimana usia tersebut merupakan usia pensiun bagi penjaga sekolah.

” Pas saya mau mendaftar beberapa waktu lalu, sudah tidak bisa pak. Sisa masa kerja saya katanya tunggal 2 bulan ,” ujar Daliman, sambil menahan tangis.

Daliman bercerita, awalnya dia mengabdi sebagai penjaga sekolah pada sekitar tahun 1988. Saat itu dia diminta untuk membantu membersihkan gedung SDN 3 Gumelar yang jaraknya hanya dua puluh meter dari rumahnya.

Setiap hari bapak satu anak ini membersihkan sekolah sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar dimulai. Dari pekerjaan tersebut,  kadang ada guru yang memberikan uang padanya.

” Saat itu saya memang membantu merawat sekolah. Kadang ada yang ngasih saya Rp5 hingga Rp15 ribu rupiah. Gak papa kan rumah saya dekat . Alhamdulillah bisa membantu,” tutur Daliman, Senin (27/01).

Biasanya disela sela waktu, Daliman bisa mengerjakan pekerjaan lain di rumah. Namun akhirnya beberapa tahun kemudian,  Daliman harus total bekerja untuk sekolah.

Atas kinerja yang bagus itu, pihak sekolah kemudian mengangkat Daliman menjadi pegawai honorer.  Sejak itulah Daliman Mengabdi penuh dan tak pernah pindah dari sekolah tersebut. 

Daliman mengaku beberapa kali coba ikut tes penjaringan untuk menjadi pegawai tetap atau PNS namun gagal.  ” Begitu peluang besar bisa diterima menjadi P3K, usia saya malah sudah usia pensiun,” tambah Daliman, yang ditemani istrinya saat wawancara.

Daliman menuturkan, semua teman seangkatannya yang menjadi penjaga sekolah sudah menjadi PNS. Namun sayang nasib baik tak berpihak pada Daliman. Selama 37 tahun harus rela menjadi pegawai bhakti.

Menanggapi nasib penjaga sekolah tersebut,  Korwilcam Dindik Gumelar Sinung Tri Marhaendro, S.Pd mengatakan turut prihatin.  ” Masa masa dimana harapan bisa diangkat menjadi ASN justru usianya sudah tidak memenuhi syarat. Semoga Pak Daliman diberi ketegaran,” ujar Ketua Korwilcam.

Korwilcam bersama lembaga yang ada kemudian punya ide untuk membantu memberikan semacam tali asih kepada Daliman.

” Kami Korwilcam dan teman teman kepala sekolah, guru mengadakan kegiatan donasi untuk pak Daliman dan Alhamdulillah terkumpul Rp16.700.000. Dana tersebut langsung diserahkan ke beliau,” tutur Sinung.

Jajaran Korwilcam menyampiakan terimakasih atas dedikasi Daliman selama ini. ” Semoga pengabdian selama 37 tahun,diberkahi dengan kebahagiaan dan kesehatan. Semoga pak Daliman dapat menikmati masa tuanya dengan damai dan bahagia, bersama keluarga tercinta,” 

Pengalaman dan dedikasi Daliman ,menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Jasanya akan selalu dikenang sebagai, penjaga sekolah yang setia dan sabar.

” Kepada pemerintah kita berharap untuk memikirkan nasib teman – teman penjaga sekolah yg sudah  mengabdi puluhan tahun,” pungkasnya.