Jatengpress.com, Magelang – Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, menilai aksi anarkis saat May Day di Semarang merugikan banyak pihak. Sebaliknya, dia mengapresiasi sikap kaum buruh di Magelang yang menyampaikan aspirasi melalui forum diskusi.
Menurut Grengseng, aksi para buruh di Semarang ternyata disusupi kelompok orang yang tidak bertanggungjawab sehingga menimbulkan kerusuhan.
“Sebenarnya resiko aksi turun ke jalan menjadi lebih besar karena berpotensi ditunggangi orang orang yang tidak bertanggung jawab sehingga melukai makna demokrasi sendiri,” imbuhnya.
Penyampaian aspirasi, menurut Grengseng, tidak harus turun ke jalan. Terapi bisa dilakukan dengan berdiskusi dengan pemangku kebijakan sehingga bisa menemukan jalan tengah untuk menampung aspirasi yang bisa diterima kedua belah pihak.
Di sisi lain, bupati mengapresiasi pihak kepolisian yang telah menetapkan 6 orang dari kelompok anarko sebagai tersangka dalam aksi may day di Kantor Gubernur Jawa Tengah dan DPRD Jawa Tengah.
“Saya dapat kabar, kalau Polrestabes Semarang sudah menetapkan 6 orang sebagai tersangka. Tentu langkah yang cepat dan terukur ini dapat meredam isu isu negatif dari para buruh, selain itu menjadi bukti kalau aksi anarkis tidak dilakukan oleh para Buruh,” tuturnya.
Seperti diketahui, aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau Mayday yang dilakukan sejumlah serikat buruh di depan Kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah Jalan Pahlawan Semarang sempat berjalan aman dan kondusif.
Namun, suasana berubah ricuh ketika muncul sekelompok massa beratribut serba hitam turun ke jalan, bertindak brutal. Melakukan aksi pembakaran, pengrusakan fasilitas umum dan menyerang serta melempari petugas yang melaksanakan pengamanan.
Massa yang disebut kelompok anarko ini merusak pagar dan fasilitas taman maupun fasilitas umum lain untuk dijadikan sebagai alat menyerang dan melukai petugas keamanan. Akibatnya selain menderita kerugian materi, juga ada korban luka dari pihak kepolisian sebanyak 3 orang. (*)