Dicanangkan Bupati Grengseng : Tahun Depan Tak Ada Lagi Truk Sampah Hilir Mudik di Kabupaten Magelang

Jatengpress.com, Magelang – Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, ingin masalah penanganan sampah dapat diselesaikan di tingkat desa. Untuk itu, perlu dirumuskan tentang managemen pengelolaannya.

“Kalau perlu, tahun depan tidak ada lagi truk sampah hilir mudik di Kabupaten Magelang,” katanya, dalam acara puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup, di area parkir destinasi wisata Telomoyo, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Senin (23/06/2025).

Setelah dilaunching hari itu, dia ingin, tahun depan akan ada beberapa desa prototype dan fokus pada penanganan sampah plastik. Kalau itu nanti tingkat keberhasilannya bisa di atas 70 persen, bisa diduplikasi di desa-desa lain.

Untuk kepentingan itu, bupati meminta komitmen semuan pihak, dari kepala desa sampai Kepala Dinas Lingkungan Hidup, bahwa ke depan penanganan sampah harus serius dan fokus.

Sebenarnya, lanjut Grengseng, sampah ini terbangun dari dasar kesadaran yang belum terbentuk di masyarakat, masih abai terhadap sampah.

“Kedua, kita itu sudah dicanangkan menjadi kawasan strategis pariwisata nasional yang tentu kebiasaan dalam membuang sampah, serta mengelola sampah, sampah yang sustain itu juga menjadi satu kondisi yang diharapkan bisa mendorong hidupnya. Nah kondisi ini yang hari ini kita bersama-sama ada Dinas Pertanian, lingkungan Hidup, semua jadi satu untuk merumuskan itu,” tuturnya.

Mengenai target pengelolaan sampai selesai di desa, lanjut Grengseng, perlu mewujudkan terbangunnya kesadaran masyarakat soal pengelolaan sampah. Kalau outputnya itu tergantung potensi SDM masing-masing.

Dia mengakui, langkahnya di masing-masing desa berbeda-beda tergantung potensi yang ada. Misal, pengelolaan sampah plastik menjadi bahan bakar.

“Nah, biar nanti kajiannya, penataannya ada di Dinas Pertanian dulu. Mungkin ada nanti sampah yang jadi organik, berkait dengan pertanian organik dan sebagainya. Mungkin sampah dengan industri, karena sekarang industri bahan bakar yang harus, bahan bakar yang hijau, maka sampah daur ulang yang dalam bentuk RDF dan sebagainya bisa kita maksimal,” ujarnya.

Dalam prakteknya nanti, masyarakat sebagai pemanfaat diimbau memberi masukan tentang dampak yang timbul seperti apa. Tugas masyarakat, itu memberi masukan kepada saya bahwa dampaknya nanti seperti apa.

“Kalau ada data yang belum masuk, sampaikan ke kami. Kami butuh masukan dari masyarakat. Sebelum kita nanti identifikasi potensinya, terus nanti pelaksanaannya seperti apa, itu harus kita kaji,” katanya, usai melaunching Bank Sampah Wisata Telomoyo.

Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Daerah Tertentu, Prof. Dr. Abdul Haris, penanganan sampah di Desa Pandean, sudah cukup baik. “Ini juga menjadi KPI dari Menko PM untuk bisa meningkatkan desa mandiri,” katanya, yang hadir mewakili Menko Pemberdayaan Masyarakat.

Dia melihat langkah yang ditempuh Pemkab Magelang sudah sesuai dengan program nasional. Yakni, desa untuk pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan.

“Bentuk pengalaman yang dilakukan di sini akan kami potret dan juga akan kami telaah,” katanya, di sela acara deklarasi Kecamatan Proklim oleh Camat Ngablak dan kepala desa se Kecamatan Ngablak.

Abdul Haris melihat BUMDes Pandean sudah dapat memberikan kontribusi ke PAD Pemerintah Desa di Lereng Gunung Telomoyo itu.

“Saya yakin program Pemberdayaan Masyarakat yang berdasarkan Inpres Nomor 8 Tahun 2025 dalam upaya mengentaskan kemiskinan bisa secara cepat terealisasi. Bisa berjalan dengan baik,” harapnya. (TB)