Bantuan Sumur Bor dari UGM Diharapkan Mampu Penuhi Kebutuhan Air Bersih Saat Kemarau

Jatengpress.com, Purworejo – Desa Karangrejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mendapat hibah sumur bor dalam dari Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM Yogyakarta.dan paguyuban alumni SMAN 1 Purworejo, atau dikenal dengan nama Muda Ganesa (MG).

Selain sumur bor untuk kebutuhan air bersih, desa tersebut juga mendapat bantuan 4 titik sumur bor untuk pertanian dari Kementrian Pertanian.

Keseluruhan, ada 5 sumur bor yang diresmikan di Gedung Seni Tradisi Desa Karangrejo, Senin (20/01/2025). Hadir dalam peresmian antara lain adalah Dekan SPs UGM Prof Siti Malkhamah, Kepala DKPP Kabupaten Purworejo Hadi Sadsila, Dirut PDAM Tirta Perwitasari Hermawan Wahyu Utomo, Camat Loano Khusaeri serta para anggota MG 85.

Riwayat pembuatan sumur bor untuk air bersih di Desa Karangrejo, awalnya skema pendanaan melalui hibah penelitian SPs yg terkait dengan potensi airtanah di DAS Bogowonto sebesar Rp30 juta (penelitian hulu). Kemudian setelah potensi air tanah di DAS Bogowonto terbuat, dilanjutkan dengan sampling area, salah satunya di Desa Karangrejo, Kecamatan loano.

Melalui skema pendanaan hibah PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) sebesar Rp15 juta, maka dibuatlah kegiatan awal untuk observasi yang dilanjutkan dengan survey lapangan. Survey lapangan menggunakan metode water detector untuk 5 lokasi sumur bor (termasuk Karangrejo).

“Jika musim kemarau, kami pasti mengandalkan droping air bersih dari PDAM Tirta Perwitasari. Warga kami di sini, masih mengandalkan sumur-sumur tradisional. Dengan bantuan sumur bor dari UGM ini, bisa untuk memenuhi kebutuhan warga di dua dusun, Karangjati dan Krajan. Tinggal Dusun Caok yang belum, semoga ke depannya juga akan dapat,” kata Kades Karangreji, Patnani.

Untuk sampai ke rumah-rumah warga, air dari sumur bor akan ditampung di bak penampungan milik Pamsimas. Kemudian dari bak penampungan baru disalurkan ke rumah-rumah warga dengan pipa jaringan Pamsimas yang ada.

“Kami pernah mendapat bantuan Pamsimas untuk kebutuhan air bersih dari Kementrian PUPR tahun 2014. Dengan bantuan sumur bor dari UGM dan Muda Ganesa (MG) ini, bisa mencukupi kebutuhan 150 KK di RT 2 dan RT 3. Untuk biaya perawatan (maintenance), warga membayar langganan Rp1.000 per kibik air yang digunakan,” tutur Patnani.

Saat wawancara dengan wartawan, Dekan SPs UGM, Prof Siti Malkhamah berharap semoga dengan bantuan sumur bor ini, kebutuhan air bersih warga dapat tercukupi terutama di musim kemarau. Sumur bor ini dikatakan mampu menghasilkan 2 liter air per detik.

“Semoga dengan bantuan sumur bor ini, kebutuhan air bersih bisa lebih tercukupi. Kami berharap agar bijkasana dalam pemakaian air, pakai seperlunya sesuai dengan kebutuhan. Kualitas air sumur bor ini bagus, bisa buat masak dan air minum,” kata Prof Siti.

Sementara itu, Dirut PDAM Tirta Perwitasari yang juga dari Muda Ganesa menerangkan bahwa, pemenuhan air bersih ada dua tipe yaitu, pipa dan non pipa.

“Ada daerah yang tidak bisa dikasih pipa, daerah inilah yang kami bantu. Untuk mencapai target 100 0 100, yakni tercapainya 100% akses air minum layak, 0% permukiman kumuh dan 100% akses sanitasi layak, kami upayakan 100 persen air bersih dengan membuat sunur-sumur di luar jaringan perpipaan. Kami dari PDAM membantu pendampingan untuk perawatan dan maintenance,” kata Hermawan.

Lebih lanjut, alumnus SMAN 1 tahun 1990 itu menjelaskan, Purworejo sering mengalami gempa dan longsor (gejala tektonik dan vulkanik). Akibatnya, sumber air bergeser, kadang malah mati sumbernya.

“Di situlah perlunya maintenance benar-benar diback up dari sisi akademis,” sambungnya.

Ia berharap agar Pemdes menganggarkan biaya maintenance atau perawatan saluran pipa-pipa yang ada. Karena jika hanya mengandalkan iuran langganan warga yang hanya Rp1.000 per kibik air, sangat kurang. NING.