*Penerapan CBT dan Pelestarian Kearifan Lokal
Jatengress.com, Cilacap– Tim peneliti dari Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengusulkan penerapan Community Based Tourism (CBT) dan pelestarian kearifan lokal untuk pengembangan ekowisata di Pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Penelitian lapangan dilakukan pada Sabtu–Minggu (20–21/9/2025) dengan melibatkan masyarakat pesisir dan pelaku usaha wisata.
Kawasan wisata Pantai Sodong.
Tim peneliti yang terdiri dari Tri Nugroho Adi, S.Sos., M.Si., Dr. Agus Ganjar Runtiko, S.Sos., M.Si., dan Petrus Imam Prawoto Jati, S.Sos., M.I.Kom., menyoroti kerusakan infrastruktur akibat abrasi, rob, dan gelombang tinggi yang mengganggu aktivitas wisata. “Masyarakat harus menjadi aktor utama agar ekowisata berkelanjutan. Gotong royong, musyawarah, dan pengelolaan mandiri adalah kuncinya,” ujar Tri Nugroho Adi.
Tri menjelaskan, strategi pemulihan mencakup pembangunan pemecah gelombang yang lebih modern, pemetaan risiko, serta dukungan bagi usaha kecil yang terdampak. Promosi juga akan diperkuat melalui media sosial dan festival budaya untuk menarik wisatawan.
Warung-warung sederhana di kawasan Pantai Sodong
Selain perbaikan infrastruktur, penelitian ini menekankan pentingnya pengembangan produk lokal seperti gula merah, hasil perikanan, dan kuliner khas sebagai daya tarik wisata. Konsep eduwisata pun dihadirkan melalui kegiatan outbound, penelitian lapangan, dan pelatihan pemberdayaan masyarakat.
Dr. Agus Ganjar menambahkan, peran generasi muda sangat krusial untuk mendukung inovasi ekowisata. “Melalui pelatihan branding, pemanfaatan media sosial, dan pengemasan produk pascapanen, generasi muda bisa menjadi motor penggerak ekonomi kreatif yang mampu menarik wisatawan,” ujarnya.
Tim peneliti juga mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, komunitas lokal, dan pelaku usaha. Sinergi ini diharapkan menciptakan investasi baru untuk memperbaiki infrastruktur serta menghadirkan fasilitas seperti jalur evakuasi, homestay, dan pusat kuliner.
Selain itu, para peneliti merekomendasikan monitoring rutin terhadap sarana proteksi pantai, termasuk tanggul dan jalur evakuasi. Kelompok sadar wisata dan pemerintah desa diharapkan berperan aktif memelihara fasilitas demi keberlanjutan pengelolaan ekowisata.
Bersantai, menikmati semilir angin di Pantai Sodong yang kini kurang terawat
Pengamat pariwisata Drs. Chusmeru, M.Si., menyambut baik hasil penelitian ini. “Pendekatan berbasis masyarakat dan kearifan lokal akan menciptakan rasa memiliki sehingga pengelolaan wisata lebih berkelanjutan. Cilacap bisa menjadi contoh pengembangan ekowisata berbasis komunitas,” ujarnya.
Chusmeru menilai, jika strategi ini diterapkan secara konsisten, Pantai Sodong berpeluang menjadi ikon ekowisata edukasi di selatan Jawa Tengah. Dengan dukungan pemerintah daerah, promosi yang masif, serta keterlibatan generasi muda, Pantai Sodong bisa menjadi destinasi unggulan yang tidak hanya menawarkan panorama alam, tetapi juga wisata budaya dan religi.
Gunung Srandil, satu kasan dengan Pantai Sodong Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Cilacap
“Integrasi kawasan Gunung Srandil dan Gunung Selok akan semakin memperkaya daya tarik wisata Pantai Sodong,” pungkasnya.(Iko)





