Jatengpress.com, Temanggung – Raut wajah Muhammad Aksa Nurahman, berseri-seri. Santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Musthofa Tebuireng 16, Wadas, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah, ini baru saja turun dari boncengan pengendara Harley Davidson.
Pemuda asal Semarang itu tidak lagi mampu menyimpan rasa bahagianya karena bisa merasakan sensasi luar biasa saat naik Harley Davidson untuk pertama kalinya.
“Biasanya hanya melihat motor gede di YouTube atau saat mereka touring di jalan. Tapi hari ini, saya bisa merasakan sendiri naik motor gede. Rasanya luar biasa, dan sangat berkesan!” ujarnya, dengan wajah berbinar.
Sabtu (15/03) sore, puluhan rider -sebutan bagi pengendara motor gede (Moge)- yang tergabung dalam Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Kedu Raya menggelar aksi sosial di Ponpes Al Musthofa Tebuireng 16.
Ketua HDCI Kedu Raya, Nedy Samoedra, mengatakan, aksi ini bertujuan untuk mempererat hubungan komunitas dengan dunia religi serta menghibur para santri. Kegiatan sosial ini juga menjadi bagian dari upaya mematahkan stigma negatif terhadap pengendara moge yang kerap dianggap arogan di jalanan.
Di tengah perjalanan touring tepatnya di perempatan BCA Temanggung para rider sempat membagikan 200 boks nasi kotak kepada pengguna jalan untuk berbuka puasa.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pengendara moge tidak sekadar hobi berkendara, tapi juga punya kepedulian sosial. Bertepatan dengan bulan Ramadan, kami mengadakan santunan dan buka bersama agar bisa berbagi kebahagiaan dengan para santri,” ujar Nedy Samoedra.
Sebelum berbuka, para rider mengajak santri untuk membonceng dan keliling kampung. Memberikan kesempatan santri merasakan sensasi naik motor gede yang harganya mencapai ratusan juta rupiah. Tak pelak aksi ini disambut antusias oleh para santri.
Pengasuh Ponpes Al Musthofa Tebuireng 16, KH Agus Ahmad Yani, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan sosial HDCI Kedu Raya.
“Kegiatan ini sangat positif karena menunjukkan kepedulian komunitas moge terhadap lingkungan pesantren. Ini bisa menjadi cara untuk mempererat tali silaturahmi antara komunitas otomotif dengan dunia pesantren. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut di masa depan,” tutur KH Agus Ahmad Yani.
Menjelang berbuka, ratusan santri berbaur bersama para rider menyantap menu iftar di pendopo pesantren. Kebersamaan ini semakin terasa khidmad saat mereka ikut shalat Magrib berjamaah di masjid.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak komunitas lain yang turut berkontribusi dalam aksi sosial, khususnya selama Ramadan, demi menciptakan harmoni dan kebersamaan di masyarakat. (TB)