Presiden Resmikan RS Kardiologi Emirates-Indonesia

Jatengpress.com, Surakarta – Jawa Tengah kini mempunyai Rumah Sakit Kardiologi tercanggih di Indonesia. Rumah sakit berfasilitas kesehatan modern itu bernama RS Kardiologi Emirates-Indonesia (RS KEI). Lokasinya di kawasan Solo Technopark, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.

Presiden Prabowo Subianto dan perwakilan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), Syeikh Theyab Bin Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, meresmikan RS KEI, Rabu, 19 November 2025.

“Saya menyambut baik adanya rumah sakit yang jadi simbol persahabatan UEA-Indonesia. Dengan ini kita resmikan Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia,” kata Presiden.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, ikut mendampingi Presiden Prabowo saat peresmian. RS KEI merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA). Seluruh biaya konstruksi ditanggung oleh UEA, sementara operasionalnya dikelola Kementerian Kesehatan RI.

Ahmad Luthfi mengatakan, keberadaan RS KEI di Surakarta menjadi keuntungan bagi Jawa Tengah. Apalagi rumah sakit tersebut memiliki peralatan dan fasilitas tercanggih.

“Ini rumah sakit jantung tercanggih, terutama di Jawa Tengah. Total ada empat rumah sakit dengan peralatan tercanggih di Indonesia. Ini menjadi kebanggaan Provinsi Jawa Tengah punya rumah sakit yang canggih, terutama terkait layanan jantung,” kata Ahmad Luthfi.

Diungkapkan, peresmian tersebut menandakan pelayanan penuh RS KEI sekaligus akan menjadi sentral pelayanan pasien khusus penyakit jantung di Jawa Tengah.

Ahmad Luthfi menjelaskan, rumah sakit tersebut tidak hanya terkait pemenuhan layanan kesehatan kepada masyarakat, tetapi juga menjadi simbol kerja sama bilateral Indonesia–UEA pada bidang kesehatan.

Selaras dengan itu, RS KEI juga mendukung upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menjadikan Solo menjadi tempat rujukan medical tourism. Masyarakat dapat menghemat biaya pengeluaran daripada berobat ke luar negeri.

“Solo akan kita ciptakan (sebagai tujuan medical tourism). Kalau perlu menjadi “Penangnya” Indonesia dan Jawa Tengah. Tentunya dengan pelayanan dan fasilitas kesehatan atau rumah sakit bagus,” jelas Ahmad Luthfi.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, menambahkan, problem kesehatan masih menjadi masalah krusial di Jawa Tengah dan Indonesia.

Penyakit seperti kanker, jantung, uronefro (saluran kemih dan ginjal), dan stroke termasuk yang terbanyak menyebabkan kematian dan anggaran besar.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Tengah pada triwulan III 2025, tingkat kunjungan penyakit jantung di layanan kesehatan sebanyak 94.612 pasien.

Tren pasiennya cenderung meningkat. Sepanjang 2024, total pasien jantung sebanyak 94.752 orang. Data tersebut bersumber dari survei kesehatan Indonesia (SKI).

“Rumah sakit kardiologi (jantung) ini untuk menjadi pusat di Jawa Tengah. Jadi kalau misalnya ada yang perlu dilakukan penanganan jantung advance, tidak perlu ke RS Harapan Kita,” katanya.

Yunita menjelaskan, selama ini di Jawa Tengah belum ada rumah sakit khusus jantung. Adanya rumah sakit umum yang memiliki pelayanan jantung.

Jumlah rumah sakit di Jawa Tengah tercatat 366 unit dengan 47.200 tempat tidur. Dari jumlah itu, baru terdapat 28 layanan cathlab. Adapun 18 di antaranya tersambung dengan BPJS, sehingga belum mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Baru ini rumah sakit khusus jantung. Nanti akan diintegrasikan dengan rumah sakit lain di Jateng,” jelasnya.

Ia menambahkan, jumlah dokter spesialis jantung di Jawa Tengah baru 150 orang. Terdiri atas 25 dokter jantung intervensi atau yang bisa menggunakan cathlab dan 14 orang dokter bedah torax kardiovaskular (BTKV).

Sesuai instruksi Gubernur Ahmad Luthfi, akan dilakukan akselerasi pemenuhan dokter spesialis, termasuk spesialis jantung.

“Padahal Jawa Tengah itu membutuhkan 203 orang. Perbandingan dokter spesialis idealnya 1 banding 1000. Kita masih 0,3 untuk yang spesialis. Makanya di Purwokerto kemarin kita buka RSPPU untuk percepatan produksi dokter spesialis, khususnya spesialis dasar,” ungkap Yunita. (*)