Kaum Lansia yang Rentan, Terbantu oleh Layanan Medis BPJS Kesehatan

Jatengpress.com, Magelang – Masalah perlindungan kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang. Apa lagi mereka yang mempunyai riwayat penyakit tertentu dan mendesak untuk mendapat perawatan medis.

Seperti diungkapkan Siti Amelia, warga Desa Sriwedari, Bebengan, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

Karena mengidap asma yang sewaktu-waktu kambuh, perempuan usia lanjut lantas berinisiatif mengikuti program JKM BPJS Kesehatan 2 tahun lalu.

Inisiatif mendaftar sebagai peserta program BPJS Kesehatan mandiri, karena memgidap asma dan sering mengalami sesak napas. Sebagai seorang ibu rumah tangga, dia merasa terbantu dengan keberadaan Program JKN.

“Saya ikut BPJS Kesehatan karena ingin ada jaminan kalau sewaktu-waktu butuh berobat. Penyakit asma saya ini bisa kambuh kapan saja. Jadi sangat penting untuk punya perlindungan kesehatan,” tutur Siti, saat ditemui di kantor BPJS Kesehatan Magelang.

Selama menjadi peserta aktif, Siti telah beberapa kali memanfaatkan layanan JKN, terutama ketika membutuhkan penanganan medis karena asmanya kambuh. Dia merasa puas dengan layanan yang diterima, di puskesmas maupun rumah sakit rujukan.

“Saya akui pelayanannya baik dan bagus. Tidak ada bedanya antara pasien JKN dan pasien umum, semua dilayani dengan baik,” ungkapnya.

Salah satu hal positif yang dia alami adalah prosedur rujukan yang berjalan lancar. Ketika ruangan di rumah sakit sedang penuh, petugas dengan sigap memberikan informasi dan alternatif solusi.

Hal ini, menurut dia, sangat membantu dan menunjukkan bahwa sistem layanan JKN telah berjalan dengan profesional.

“Waktu saya dirujuk ke rumah sakit dan ternyata ruangan penuh, lalu petugas memberi tahu dengan jelas dan membantu mencarikan solusi. Rasanya lega karena tidak dibiarkan bingung,” cerita Siti.

Tak hanya puas soal pelayanan medis, Siti juga mengapresiasi kemudahan administrasi yang ditawarkan Program JKN. Proses pendaftaran dan pembayaran iuran sangat mudah, apalagi kini tersedia berbagai kanal digital seperti aplikasi Mobile JKN.

Namun, dia tetap berharap agar adanya kemudahan ini bisa dirasakan secara optimal. Terutama bagi kaum lansia yang kesulitan mengakses teknologi.

“Kalau anak-anak muda mungkin gampang, tapi untuk yang sudah tua kan sering kesulitan. Saya harap ada perhatian khusus untuk lansia,n dengan menghadirkan petugas yang bisa membantu secara langsung atau menyederhanakan tampilan aplikasi,” ucapnya, sambil menyebut beberapa lansia lansia yang kesulitan mengoperasikan handphone.

Siti juga menyadari tentang pentingnya keberlanjutan program JKN yang dia sebut telah memberikan dampak positif dan nyata bagi masyarakat Indonesia.

Dia ingin, pemerintah dapat terus mempertahankan dan memperkuat program ini. Di samping meningkatkan kualitas layanan, BPJS Kesehatan juga rajin sosialisasi agar semakin banyak masyarakat yang memahami hak dan prosedur sebagai peserta JKN.

“Program JKN harus terus dijalankan. Karena sangat membantu, terutama bagi masyarakat biasa yang ingin berobat tanpa harus khawatir masalah biaya. Saya harap, dokter dan perawat tetap siap melayani pasien dengan tulus dan profesional tanpa diskriminasi antara pasien umum atau pasien BPJS Kesehatan,” ujarnya.

Di akhir perbincangan, Siti kembali tak lupa menegaskan, kehadiran JKN telah terbukti memberikan rasa aman bagi keluarganya. Dengan iuran yang terjangkau, dia merasa memiliki sandaran ketika kondisi kesehatan tiba-tiba memburuk. (TB)