Siasati jika Jalan Kaligawe Banjir, RSI Sultan Agung Bentuk Tim Sadewa untuk Layani Pasien

Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA) Semarang, dr Agus Ujianto SpB MSi Med. Foto : Jatengpress.com/Sucipto

Jatengpress.com, Semarang –
Banjir dan rob yang sering melanda kawasan jalan raya Kaligawe, tidak akan menjadi kendala yang menghambat aktivitas di Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA) Semarang dalam melayani pasien.

Mengatasi kondisi lingkungan justru menjadi tantangan bagi manajemen RSISA untuk meningkatkan layanan kepada pasien.

Di bawah kepemimpinan Direktur Utama, dr Agus Ujianto SpB MSi Med, RSI Sultan Agung Semarang di Jalan Raya Kaligawe terus melakukan gerakan dalam menghadapi banjir dan rob yang sudah menjadi langganan ketika turun hujan secara intens. Salah satunya membuat tim untuk bergerak mensiasati bencana banjir, yang diberi nama tim Sadewa (Sultan Agung Disaster Water Emergency Assessment).

Kondisi RSI Sultan Agung sendiri aman dari banjir dan rob. Hanya saja, lingkungan yaitu jalan raya sebagai akses menuju rumah sakit yang menjadi tantangan.

Tim Sadewa yang dibentuk, menjadi gugus andalan terdepan yang bergerak ketika banjir rob melanda lingkungan, yaitu jalan raya Kaligawe yang menjadi akses menuju RSI Sultan Agung.

Tim Sadewa bergerak melayani pasien untuk mengantar dan menjemput pasien dari titik penyeberangan jika terjadi banjir agar dapat mengakses ke Rumah Sakit Islam Sultan Agung.

“Tim Sadewa ini nantinya akan berfokus di layanan kebencanaan air dengan waktu pelayanan 24 jam,” kata Direktur RSI Sultan Agung Semarang, dr Agus Ujianto SpB MSi Med.

Menurut dr Agus, hal ini bertujuan untuk memudahkan para pasien menuju RSI Sultan Agung ketika ada rob dan banjir.

“Kami ingin memastikan bahwa pelayanan di rumah sakit tetap berjalan dengan baik, terutama menghadapi banjir rob,” ujarnya.

Sistem dan prosedur penjemputan diterapkan sedemikian rupa sehingga tim ini harus siap melakukan penjemputan pasien ketika banjir dan rob, agar pasien tetap bisa mengakses ke RSI Sultan Agung.

RSI Sultan Agung juga telah membuat tiga level peringatan banjir, yaitu hijau yang berarti kondisi masih normal, kuning yang berarti siaga, dan merah yang artinya waspada.

“Hal ini dipersiapkan agar pelayanan di RS tetap berjalan dengan baik, terutama ketika terjadi banjir rob,” ujar dia.

Ke depan, kata Agus, pihaknya bakal mempersiapkan halte-halte penjemputan menggunakan perahu dengan standar RSI Sultan Agung.

Dalam pelaksanaanya, RSI Sultan Agung membentuk suatu jaringan kerjasama dalam mengatasi banjir,
ada titik-titik penjemputan pasien maupun tim medis dengan perahu.

Jaringan kerjasama dilakukan dengan stakeholder dan aparat terkait penanganan bencana banjir, antara lain Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Polisi Air dan Udara (Polairud).

Guna mendukung rencana tersebut, pihaknya akan meluncurkan program pelatihan kebencanaan air bagi masyarakat.

Hal ini sebagai bentuk bahwa RSI Sultan Agung Semarang siap menghadapi banjir dan rob yang terjadi di daerah RSI Sultan Agung, Semarang, di jalan raya Kaligawe.

“Peluncuran resmi akan dilakukan bulan ini, lengkap dengan pimpinan dan sesi pelatihan. Kami ingin memastikan bahwa masyarakat dapat terbantu dan terlindungi dari dampak banjir dan rob,” tutup dr Agus Ujianto.

Dikatakan dr Agus, ketika banjir melanda jalan Kaligawe bulan lalu, aktivitas di RSI Sultan Agung tetap normal. Tidak ada cancel atau pembatalan yang dilakukan oleh pasien yang akan berobat, juga tidak ada pembatalan oleh dokter dalam melayani pasien. Dokter datang ontime, dan kegiatan tindakan medis (operasi) terhadap pasien tetap berjalan normal.

“Pasien loyal tetap datang.
Pasien datang dilayani di titik-titik luar genangan banjir dan rob. Demikian juga pelayanan bagi pasien rujukan tetap berjalan,” kata dr Agus Ujianto. (Cip)