Jatengpress.com, Karanganyar– Prosesi pemakaman almarhumah Rugaiya Usman, istri Jenderal (Purn) Wiranto, berlangsung khidmat di kompleks makam keluarga Astana Wukir Sirnaraga, Kelurahan Delingan, Karanganyar, Senin (17/11). Jenazah tiba sekitar pukul 09.24 WIB dan langsung disalatkan bersama keluarga besar dan para pelayat.
Juru Kunci Astana Sirnaraga, Suhud Purwadi, mengatakan seluruh persiapan makam telah diselesaikan sejak dini hari. Liang lahat ke-25 untuk almarhumah selesai digali pada sekitar pukul 02.00 WIB.

Sebelum penggalian makam, digelar tradisi Jawa bedah bumi, sebagai bentuk permohonan izin serta keselamatan. Ubo rampe berupa jenang merah putih, nasi uduk, jajan pasar, bunga, serta takir disiapkan di sisi liang lahat. Ritual dipimpin ulama dan perwakilan keluarga.
“Ini kulo nuwun sebelum menggali. Harapannya semua diberi kelancaran dan keberkahan,” ujarnya.
Prosesi pemakaman berlangsung secara sipil tanpa upacara militer.
“Beliau warga sipil dan tidak pernah menerima penghargaan yang mensyaratkan pemakaman militer,” tegas Suhud.
Astana Sirnaraga merupakan kompleks keluarga besar Wiranto yang dibangun tahun 2000, dengan luas mencapai enam hektare dan satu hektare di antaranya menjadi area pemakaman keluarga. Hingga kini terdapat 24 makam. Rugaiya menjadi makam ke-25.
Salat jenazah dipimpin cucu almarhumah, Abdullah, pada pukul 09.35 WIB. Setelah doa keluarga, jenazah diturunkan ke liang lahat oleh personel Kodim Karanganyar. Prosesi penguburan berlangsung tertib hingga tuntas sekitar pukul 10.40 WIB, kemudian ditutup dengan tabur bunga.
Dalam suasana duka, Wiranto menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pelayat serta mengenang sosok istrinya yang disebut sebagai pribadi lembut dan selalu menjaga perkataan.
“Innalillahi wa innailaihi rajiun. Istri saya wafat di Bandung pukul 15.55 dengan tenang, dengan senyum. Kami sangat kehilangan,” ujar Wiranto dengan suara bergetar.
Ia juga mengisahkan perjalanan pernikahan mereka yang pada 2025 memasuki usia 50 tahun, serta dikaruniai tiga anak dan sembilan cucu. Menurutnya, almarhumah aktif di majelis taklim, peduli pendidikan, dan turut mendirikan sekolah di Gorontalo yang kini menghasilkan banyak siswa berprestasi.

“Kami hantarkan almarhumah menuju surga. Jika ada urusan yang belum selesai, mohon disampaikan atau dimaafkan,” imbuhnya.
Keluarga akan menggelar khataman Al-Qur’an selama tiga hari serta tahlilan, sebagai rangkaian doa untuk almarhumah. (Abdul Alim)




