Jatengpress.com, Wonogiri – Bupati Wonogiri Setyo Sukarno membuka Festival Literasi Gajah Mungkur Tahun 2025, Senin (24/11) di pendopo rumah dinas Bupati Wonogiri. Pembukaan festival tersebut dirangkaikan pula dengan pengukuhan sebanyak 25 orang Bunda Literasi Kecamatan se-Wonogiri oleh Bunda Literasi Kabupaten Wonogiri Sri Rahayuningsih Setyo Sukarno.
Serangkaian kegiatan itu untuk menggerakkan dan menguatkan gerakan literasi di Wonogiri. Adapun Festival Literasi Gajah Mungkur mengusung tema ‘Literasi Membangun Peradaban, Wonogiri Cerdas dan Berdaya Saing’ akan berlangsung selama 3 hari ke depan.
Bupati berharap kegiatan ini menjadi sarana untuk mempromosikan perpustakaan sebagai pusat literasi, menguatkan peran keluarga sebagai tempat belajar terbaik, dan menghidupkan kembali budaya baca masyarakat. “Literasi menjadi kunci meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendorong pembangunan di berbagai sekto,” kata Setyo.
Bupati juga turut menyoroti fenomena turunnya minat baca di tengah kemudahan akses informasi digital. Era digital dan arus globalisasi memang membawa dampak positif, seperti informasi yang semakin cepat dan mudah dijangkau. Namun, kemudahan tersebut juga memunculkan dampak negatif.
“Misalnya menurunnya semangat membaca dan mempelajari suatu hal secara menyeluruh, menurunnya kemampuan berkreasi dan merumuskan masalah karena informasi telah tersedia dengan begitu mudah. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi kita bersama,” imbuhnya.
Setyo melihat adanya fenomena meningkatnya kunjungan ke situs populer dibandingkan perpustakaan yang semakin sepi. Padahal, menurut berbagai penelitian, aktivitas membaca buku jauh lebih merangsang kerja otak dan bermanfaat bagi perkembangan intelektual. “Literasi tidak hanya soal kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan bijaksana,” tegas Setyo.
Bupati berharap keluarga dapat kembali menjadi ruang awal yang menghidupkan budaya membaca sejak dini. Sebab menurutnya mencerdaskan anak bangsa adalah kerja kolektif yang harus diakukan bersama.
Ia juga berharap kegiatan Festival Literasi Gajah Mungkur ini menjadi sarana untuk mempromosikan perpustakaan sebagai pusat literasi, menguatkan peran keluarga sebagai tempat belajar terbaik, dan menghidupkan kembali budaya baca masyarakat.”Semoga Festival Literasi Gajah Mungkur ini membawa manfaat besar, memotivasi semua pihak, dan melahirkan generasi cerdas, berkarakter, dan berdaya saing.” (Pm)



