Jatengpress.com, Karanganyar — Puluhan siswa dari berbagai jenjang pendidikan di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, mengalami gejala keracunan makanan pada Kamis (9/10/2025). Para siswa tersebut sebelumnya mengonsumsi nasi goreng dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan saat jam makan siang di sekolah.
Gejala mulai dirasakan sekitar pukul 10.30 WIB. Beberapa siswa mengeluhkan mual, muntah, pusing, lemas, hingga sesak napas. Pihak sekolah segera memberikan pertolongan pertama sebelum membawa siswa ke fasilitas kesehatan terdekat. Guru SDN 3 Nglebak, Suyanti, menyampaikan bahwa pihak sekolah sempat memberikan susu dan air kelapa muda kepada siswa yang mengalami gejala, sebelum akhirnya dibawa ke Puskesmas Tawangmangu.
Kepala Puskesmas Tawangmangu, dr. Sulistyo Wibowo, menjelaskan bahwa hingga siang hari terdapat 22 siswa yang masih menjalani observasi di puskesmas. Mereka mengalami keluhan ringan seperti nyeri perut dan pusing. Sebagian besar kondisi siswa disebut sudah membaik setelah mendapat pengobatan. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 siswa telah diizinkan pulang karena kondisinya sudah stabil dan tinggal menunggu obat.
Dugaan sementara penyebab keracunan berasal dari makanan yang dikonsumsi bersama, yakni nasi goreng dari program MBG. Namun, kepastian penyebab masih menunggu hasil uji laboratorium dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Petugas telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa lebih lanjut guna memastikan sumber kontaminasi.
Berdasarkan data yang dihimpun, siswa yang terdampak antara lain berasal dari SMP Negeri 1 Tawangmangu sebanyak 41 orang, lima di antaranya dirujuk ke RSUD Karanganyar untuk penanganan lebih lanjut. Selain itu, sebanyak 24 siswa dari SDN 3 Nglebak juga mendapatkan perawatan di Puskesmas Tawangmangu. Satu siswa dari TK Nglebak serta enam siswa lainnya dirawat di beberapa klinik sekitar wilayah Tawangmangu.
Pihak Puskesmas Tawangmangu telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan serta pihak terkait lainnya dalam menangani kejadian ini. Hingga saat ini, kondisi sebagian besar siswa yang dirawat telah menunjukkan perbaikan. (Abdul Alim)