Tingkat Inflasi di Wonogiri -0,54%

Jatengprerss.com, Wonogiri –  Tingkat inflasi di Kabupaten Wonogiri dalam sebulan terakhir -0,54%. Laju inflasi yang minus itu menunjukkan daya beli masyarakat tengah menurun. Atas data tersebut, Pemerintah Kabupaten Wonogiri berupaya menjaga deflasi ini agar tidak turun terlalu dalam.

‘’Kondisi ini bukan hanya terjadi di Wonogiri, tapi juga merata di Jawa Tengah dan secara nasional. Menurutnya, konflik global dan perang dagang turut memperparah keadaan ekonomi. “Kami tidak bisa membiarkan deflasi ini makin dalam. Daya beli harus didongkrak,” tegas  Bupati Wonogiri Setyo Sukarno saat High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah di Ruang Kahyangan Kompleks Setda Wonogiri, Selasa (3/6).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonogiri menunjukkan selama sebulan terakhir harga berbagai komoditas di Kabupaten Wonogiri cenderung turun. Penurunan berbagai komoditas ini menyebabkan deflasi sebesar 0,54% secara month to month.

Secara tahun kalender atau sepanjang Januari-Mei 2025, tingkat inflasi di Kabupaten Wonogiri hanya 0,7%. Sedangkan dalam setahun terakhir, inflasi Wonogiri sebesar 1,4%. Tingkat inflasi secara tahunan ini di luar target Bank Indonesia yakni plus minus 2,5%.

Menanggapi hal itu, Bupati Setyo mengatakan, deflasi bisa jadi menunjukkan daya beli masyarakat yang menurun. Meski demikian, angka tersebut masih dalam batas aman dan sangat terkendali. Menurutnya, hal itu dipengaruhi situasi ekonomi secara nasional dan global, karena kondisi serupa juga dialami daerah lain.

Langkah cepat pun disiapkan oleh Bupati Setyo. Pemkab Wonogiri akan menyikapinya dengan menjalankan program-program yang dapat mendongkrak pendapatan dan daya beli masyarakat. Antara lain program pembuatan Seribu Sumur Pantek untuk memaksimalkan fungsi lahan pertanian. Jika lahan pertanian bisa berfungsi maksimal, dia yakin pendapatan petani juga akan meningkat.

“Mendongkrak daya beli salah satunya dengan pembangunan sumur pantek. Ini harapan kami akan memberikan kontribusi positif [peningkatan hasil pertanian] kepada masyarakat. Ketika masyarakat punya kekuatan ekonomi, saya yakin daya beli masyarakat juga akan tinggi,” kata Setyo

Selain itu, pihaknya membuka keran investasi selebar-lebarnya dengan harapan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. “Kalau warga punya penghasilan, pasti mereka belanja. Daya beli akan naik,” imbuh Setyo optimis. (Pm)