Jatengpress.com, Semarang – Enam orang pemuda yang terlibat dalam aksi kericuhan pada peringatan Hari Buruh Se Dunia (May Day) Kamis 1 Mei, di depan kantor gubernur Jateng Jalan Pahlawan Semarang, ditetapkan sebagai tersangka perusuh oleh Polrestabes Semarang.
Mereka adalah anarko pelaku kericuhan dan bukan bagian dari buruh yang melakukan aksi May Day, kini dalam pemeriksaan intensif aparat Polrestabes Semarang.
Penyelidikan Kepolisian atas aksi unjuk rasa May Day oleh kelompok anarko yang berakhir rusuh di Semarang pada Kamis (1/5) terus dilakukan.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi SIK MSi menerangkan, aksi memperingati Hari Buruh Se Dunia yang dilaksanakan oleh serikat pekerja sendiri berlangsung tertib, dalam koordinasi dengan aparat kepolisian. Aparat pun mengawal jalannya aksi hingga para buruh melakukan aksi damai di depan kantor Gubernur Jateng hingga sore hari, sekitar pukul 16.00 dengan aman.
Namun setelah para pekerja selesai melaksanakan peringatan May Day dan membubarkan diri dengan tertib, sekitar pukul 17.00 muncul kelompok lain di luar buruh. Mereka ini diidentifikasi sebagai kelompok anarko yang datang untuk membuat kerusuhan dan kerusakan terhadap fasilitas umum di depan kantor gubernur.
Dari 14 orang yang sempat diamankan, Polisi akhirnya telah menetapkan 6 orang sebagai tersangka.
“Ada enam orang kita tetapkan sebagai tersangka. Semuanya memenuhi dua alat bukti, dan unsurnya memenuhi dalam pelanggaran pasal 214 sub 170 KUHP, mereka memiliki peran yang berbeda-beda dalam melakukan aksi anarkis tersebut, ada yang menyusun rencana untuk membuat aksi unjuk rasa berakhir rusuh termasuk penggunaan pakaian berwarna hitam, ada yang merusak fasilitas umum, melempar petugas pengamanan dengan batu, kayu dan benda lain serta melakukan aksi lain yang membahayakan dan melukai petugas”, ungkap Kombes Syahduddi, didampingi Kasatreskrim AKBP Andika Dharma Sena, Kabagops AKBP Asep Supianto, dan Kasie Humas Kompol Agung Setiyo Budi, saat gelar kasus bertempat di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (4/5).
Syahduddi menjelaskan keenam orang tersangka tersebut teridentifikasi dari kelompok anarko, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya grup whatsapp mereka yang bertuliskan anarko. Terhadap anggota grup anarko tersebut pihak kepolisian akan terus menelusuri dan memprofiling aktifitasnya, serta melakukan pendalaman terkait keterlibatan dalam aksi mayday yang berakhir rusuh di Kota Semarang
“Termasuk kami masih melakukan penyelidikan terhadap aktor intelektual yang menginisiasi dan memprovokasi aksi kelompok anarko untuk melakukan kekerasan di Semarang. Kita pastikan akan terus mencari dan memburu keberadaan kelompok anarko ini di wilayah Semarang berdasarkan bukti dan informasi yang sudah dimiliki oleh pihak Kepolisian, hal ini untuk menjamin Kota Semarang harus aman dan kondusif serta terbebas dari segala macam tindakan anarkis yang mengarah kepada aksi kriminal”, tegas Syahduddi.
Seperti diketahui, aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau Mayday yang dilakukan sejumlah serikat buruh di depan Kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah Jalan Pahlawan Semarang sempat berjalan aman dan kondusif.
Namun suasana berubah menjadi ricuh saat sekelompok massa beratribut serba hitam turun ke jalan dan langsung melakukan aksi pembakaran, pengrusakan fasilitas umum dan menyerang serta melempari petugas yang melaksanakan pengamanan.
Massa yang disebut kelompok anarko inipun merusak pagar dan fasilitas taman maupun fasilitas umum lain untuk dijadikan sebagai alat menyerang dan melukai petugas keamanan. Akibatnya selain menderita kerugian materi, terdapat juga korban luka dari pihak aoarat kepolisian sebanyak tiga orang, masing-masing luka di kening, pelipis, dan tangan.
Parameter eskalasi inilah yang pada akhirnya membuat Polisi melakukan tindakan kepolisian untuk mencegah, menghambat dan menghentikan tindakan kelompok anarko dengan melakukan penguraian dan pendorongan massa hingga akhir nya membubarkan diri, dan menjelang batas waktu aksi unjuk rasa pukul 17.45 WIB, situasi sudah berangsur pulih, arus lalu lintas telah di normalkan kembali dan masyarakat dapat beraktifitas seperti biasa.
“Setelah dilakukan tindakan kepolisian secara terukur, situasi di sepanjang jalan kantor gubernur berangsung normal dan kondusif”, pungkas Kapolrestabes Kombes Pol M Syahduddi. (Cip)