Resto Padang Chaniago Buka Cabang di Jalan Untung Suropati Semarang : Perluas Jangkauan ke Berbagai Kalangan Pecinta Kuliner Masakan Padang

Jatengpress.com, Semarang – Memperluas jangkauan layanan kepada konsumen, Restoran Padang Chaniago membuka cabang baru di Jalan Untung Suropati, Kalipancur, Semarang.

Awal Rahmat Chaniago, pemilik jaringan Restoran dan Rumah Makan Padang Chaniago mengungkapkan, sejak dibuka 9 Juni lalu, cabang baru di jalan Untung Suropati menyedot antusiasme konsumen pecinta kuliner masakan Padang.

“Terlebih sejak opening, kami adakan promo 30 persen free. Alhamdulillah sambutan masyarakat sangat bagus,” kata Awal Rahmat, yang akrab disapa Uda Awal, didampingi istrinya, Indriyani, di sela-sela kesibukan melayani konsumen.

Restoran Chaniago Jalan Untung Suropati, Kalipancur, adalah cabang ke empat di Semarang, menyusul cabang utama di Jalan Trilomba Juang nomor 03, Jalan Jati Raya Banyumanik, dan Jalan Abdurrahman Saleh Manyaran.

“Empat ini tidak termasuk yang kecil. Kalau termasuk yang kecil, maka di Semarang keseluruhan ada enam,” tutur Uda Awal.

Dipilihnya lokasi di jalan Itung Suropati menurut Uda Awal, nerupakan tempat yang strategis, mampu menjangkau masyarakat berbagai kalangan, hingga kalangan atas. Tempatnya yang representatif baik luas area restoran maupun area parkir, menjadi daya dukung kenyamanan bagi konsumen.

Salah satu menu, sate Padang khas Pariaman merupakan menu yang banyak diminati pecinta kuliner yang datang. Sate khas Pariaman menurut Awal sedikit memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan sate Padang pada umumnya, yaitu kuah sate Pariaman lebih berwarna merah.

“Cirinya sate khas Pariaman adalah kuahnya merah. Berbeda dengan ciri khas daerah Minang lain yang umumnya kuning,” ujar Uda Awal, yang juga seorang youtuber dengan channel Youtube @dapurudaawal, kini berhasil memperoleh lebih dari 375.000 subscriber dan lebih dari 306 video.

Untuk menu masakan Padang, sate Pariaman dikenal sebagai sate yang sangat akrab bagi penikmat kuliner. Dengan tingkat kepedasan yang sedang, atau disesuaikan dengan lidah orang Jawa.

“Sate Pariaman ini Alhamdulillah disukai berbagai kalangan, termasuk kalangan atas. Baru buka langsung ramai. Alhamdulillah respons masyarakat bagus,” kata Uda Awal.

Selain sate Pariaman, menu khas masakan Padang orisinal lainnya juga disajikan lengkap di resto Chaniago Jalan Untung Suropati ini, dengan tidak meninggalkan kearifan warisan masakan Padang yang otentik.

Selain sate Pariaman, menu khas rumahan masyarakat Padang, yaitu ayam kurma dan ikan bakar Padang, menjadi menu andalan, di antara 70 menu yang ia sediakan di restonya, yang buka antara jam 08.00 sampai 22.00.

Menu-menu favorit lain di antaranya gulai cincang kambing, rendang, tunjang, dan dan aneka variasi menu lainnya, dengan harga menu bervariasi mulai termurah Rp 15.000 sampai Rp 30.000 per menu.

Di restoran Chaniago cabang Jalan Untung Suropati ini, Uda Awal melibatkan anak nomor duanya, Muhammad Reza Sapahlevi untuk mengelola resto tersebut. Hal ini dilakukan untuk melatih agar anak-anaknya memiliki kemahiran dan mental berwirausaha yang tangguh.

Lokasi jalan Untung Suropati ini menurut Uda Awal cocok untuk keluarga berbagai kalangan. Dan juga untuk orang orang kantoran, rombongan. Tempatnya luas, parkir luas, mushola representatif dan bersih.
Ruang ac, VIP juga ada, ruang untuk merokok juga ada, reservasi untuk acara, tempat gratis tidak dikenakan biaya tambahan untuk tempat,” kata Uda Awal.

CABANG KEEMPAT RM CHANIAGO : Sejumlah konsumen saat menikmati menu masakan Padang di cabang keempat Restoran Padang Chaniago, di Jalan Untung Suropati, Kalipancur, Semarang. Foto : Jatengpress.com/Sucipto

Kerja Keras
Di kalangan pecinta kuliner, masakan khas Padang, Restoran/rumah makan Chaniago merupakan salah satu resto terkemuka, dengan animo pelanggan yang terhitung tinggi.

Berkat kerja keras dan ketekunan Uda Awal dan istrinya, Indriyani yang sepenuhnya total mengembangkan restonya sejak awal tahun 2000an, di Kota Semarang, kini telah memiliki ratusan cabang mulai dari kelas restoran, rumah makan, hingga outlet di Semarang, Yogya dan Bandung.

Ayah dari empat anak, Chania Medianti, Muhammad Reza Sapahlevi, Sutan Gema Ramadhan Chaniago, dan Khaila Pega Chaniago menurutkan, awal merintis dari nol.

Berangkat dari anak keluarga tidak mampu di Pariaman, Sumatera Barat, Awal Rahmat anak dari pasangan bapak Buyung Ateh dan Ibu Ratmi yang hidup dengan keterbatasan ekonomi. Bahkan Awal Rahmat kelahiran Padang 10 Agustus 1976 ini tidak sempat menamatkan sekolah dasar.

Ia lantas merantau ke Bandung, Jawa Barat, memulai merintis kuliner warung makan masakan khas Padang. Di Bandung itulah ketemu jodohnya, dengan ibu Indriyani.

Dengan semboyan “Membangkik batang tarandam”, mengangkat yang terpuruk, dalam hal ini ekonomi bawah orangtua dan suadara-saudara berusaha bangkit agar perekonomiannya terangkat, Ia bisa menggandeng orangtua dan saudara-saudaranya untuk turut mengelola jaringan rumah makan Chaniago ini.

“Asal kerja keras punya kemauan insya Allah bisa,” kata Uda Awal, bertutur tentang kisah suksesnya. (Cip)