Jatengpress.com, Semarang – Central Java Investment Business Forum (CJIBF) berhasil menggaet 34 pelaku usaha untuk menanamkan modal atau investasi di Jawa Tengah dengan nilai mencapai Rp 5 triliun. Semuanya telah menandatangani nota kesepahaman dan sedang membahas tindak lanjut dengan daerah tujuan investasi.
“Central Java Investment Business Forum (CJIBF) sudah kita lakukan kesekian kalinya. Hari ini dilakukan beberapa MoU (nota kesepahaman) yang minat terkait investasi di wilayah kita,” kata Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi usai gelaran CJIBF di Ballroom Hotel Padma, Kota Semarang, Selasa (4/11/2025).
CJIBF merupakan agenda rutin yang digarap Pemprov Jateng berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah. Tema CJIBF kali ini adalah “Promoting Central Java’s Investment Opportunity in Renewable Energy and Downstream Food Industry”.
Tujuannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh Jawa Tengah.
“Hari ini topiknya adalah bagaimana menciptakan ekonomi terbarukan dan produk-produk yang terintegrasi. CJIBF ini diikuti oleh perwakilan dari beberapa kedutaan besar seperti Duta Besar Pakistan dan Zimbabwe, para investor, dan kepala daerah. Lengkap,” ungkap Ahmad Luthfi.
Dijelaskan, investasi merupakan salah satu kekuatan daerah untuk membangun wilayahnya. Realisasi investasi di Jawa Tengah sampai triwulan III-2025 mencapai Rp 66,13 triliun. Jumlah tersebut masih didominasi penanaman modal asing (PMA).
Ia berharap, melalui CJIBF akan lebih banyak investor yang tertarik untuk investasi di Jawa Tengah. Apalagi saat ini prioritas Jawa Tengah adalah ekonomi hijau dengan memanfaatkan energi baru terbarukan.
Dengan demikian, upaya menciptakan lapangan pekerjaan dan menurunkan kemiskinan dapat terwujud dengan investasi yang masuk.
“Jawa Tengah ke depan harus bisa bertumbuhkembang untuk menciptakan ekonomi baru dengan cara investasi, terutama ekonomi hijau dan ekonomi terbarukan. Itu menjadi prioritas utama provinsi Jawa Tengah, sehingga ke depan akan lebih berdaya guna dalam rangka investasi. Intinya itu,” jelasnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, menambahkan, sudah ada 34 pelaku usaha yang akan melakukan one on one meeting dengan bupati dan wali kota.
Pilihan pelaku usaha tersebut tertarik berinvestasi setelah mengikuti rangkaian kegiatan CJIBF 2025. Nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 5 triliun.
“Sebanyak 34 yang akan melakukan one on one meeting terutama pada hilirisasi pertanian, termasuk perikanan, renewable energy, pengolahan sampah, dan ada yang tertarik pada industri pariwisata,” jelasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, mengatakan, Pemprov Jateng dan Bank Indonesia selalu berkolaborasi untuk menarik investasi. Acara ini juga menjadi puncak selebrasi dari investment challenge 2025, yang menjadi bagian dari CJIBF tahun ini.
Ada empat pemenang proposal Investment Challenge 2025. Juara pertama diraih Kabupaten Grobogan dengan proposal Pemanfaatan Limbah Pertanian menjadi Biomassa. Juara kedua Kabupaten Demak dengan Pengolahan Sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel).
Adapun juara ketiga Kabupaten Brebes dengan Pergudangan dan Industri Pengolahan Garam, dan juara keempat Kabupaten Pati dengan pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).
“Sudah empat kabupaten yang menerima penghargaan. Ini semua penting, seperti yang disampaikan Pak Gubernur yaitu ekonomi hijau dan ekonomi sirkular. Memang Jawa Tengah sebagai penumpu pangan dan industri nasional, sehingga industri dengan pangan bisa saling mendukung,” jelasnya.
Rahmat menambahkan, secara umum CJIBF sangat efektif dalam mendongkrak investasi ke Jawa Tengah. Sebab, CJIBF ini menjadi ajang bertemunya para investor dengan pemerintah kabupaten/kota yang punya proyek investasi. Selain itu, juga mempertemukan business to business.
“Jadi ada business matching dan investment matching. Secara umum jumlahnya tahun ini meningkat untuk investasi dari CJIBF,” ungkap Rahmat. (CIP)

																						




