Jatengpress.com, Semarang – Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilayah Jateng terus berupaya memantapkan diri sebagai wadah perjuangan koperasi di Tanah Air, khusunya di Jateng.
Hal tersebut, karena Dekopin Wilayah Jateng maupun Dekopin pusat yang merupakan mitra strategis pemerintah sebagai wadah gerakan tunggal koperasi, ingin benar-benar memposisikan diri sebagai wadah gerakan yang memfasilitasi wadah perjuangan untuk seluruh koperasi di tanah air.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilayah Jateng, DR Walid SPd MSi mengungkapkan, salah satu fungsi Dekopin memberikan pendidikan pelatihan kepada koperasi-koperasi dalam rangka peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) koperasi.
“Bukan hanya terhadap SDM koperasi yang selama ini sudah berdiri, namun juga mencoba merangkul untuk memfasilitasi koperasi yang baru, termasuk Koperasi Merah Putih. Yang sering kita sebut sebagai adik adik kita. Yaitu Koperasi Merah Putih. Ada Koperasi Desa Merah Putih, ada Koperasi Kelurahan Merah Putih,” ujar Walid, Selasa (18/11/2025).
Pihaknya memandang kolaborasi koperasi merah putih dengan koperasi lain yang sudah ada tersebut penting, karena program pemerintah ini dinilai akan membawa dampak luar biasa bagi kehidupan koperasi di Tanah Air, dimana dibentuk kurang lebih 81.000 Koperasi Merah Putih.
Peran Dekopin dalam menjalin kemitraan strategis antara koperasi lain dengan koperasi merah putih, justru akan sangat membantu pemerintah dalam mengembangkan koperasi merah putih.
Tujuannya, supaya Koperasi Merah Putih mempersiapkan diri bekeja sama dengan apa yang dimiliki oleh Dekopin. Termasuk di dalamnya, menyiapkan program-program pendidikan dan pelatihan yang bersertifikasi.
“Artinya ini tentu sangat membantu untuk teman-teman yang baru bergabung dalam koperasi desa merah putih. h program-programnya nanti secara terstruktur kita planning kan setiap permintaan yang dibutuhkan di lapangan, kegiatannya apa, misalnya program untuk penguatan akuntansi, program untuk pengembang permodalan, program peningkatan kemitraan, program kerjasama antara koperasi yang satu dengan yang lain. Karena sebagaimana yang tertuang dalam undang undang no.25 tahun 1992, kita senantiasa mengembangkan jaringan berkoperasi. Atau koperasi dengan mitra pemerintah maupun swasta. Dengan terjalinnya sinergi dan kolaborasi Koperasi Merah Putih di bawah wadah Dekopin, nantinya mudah mudahan program ini bisa bersinergi dengan kita sebagai wadah gerakan tunggal koperasi,” lanjut Walid yang juga Ketua Dekopin Daerah (Dekopinda) Kota Semarang.

MUSWIL : Musyawarah Wilayah Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Jawa Tengah, di Semarang, 13 Nopember 2025 lalu. . Dekopin ingin merangkul Koperasi Merah Putih untuk bersinergi dengan koperasi lain, dan menjadikan Dekopin sebagai wadah tunggal perjuangan koperasi di Tanah Air. Foto : ist
Ditanya apakah koperasi merah putih ini tidak akan mematikan koperasi yang sudah ada, Walid menyebut, Senyampang koperasi merah putih ini jalan, pemerintah juga tetap memperhatikan keberadaan dan kelestarian koperasi yang sudah ada.
“Tentunya saya menyebut bahwa koperasi merah putih ini adalah adik kita, saudara kita, yang harus bergandeng tangan dengan saudara tua. Tentu kita sebagai saudara tua yang sudah menang pengalaman yang sudah lahir dulu, yang sudah gede dulu, tentu kita mempunyai jaringan yang lebih luas. Tentu kita mempunyai struktur perkoperasian yang lebih baik. Nah ini kita harus bersinergi dengan adik adik kita yang baru lahir. Begitu pula sebaliknya. Adik adik kita yang baru menjadi koperasi yang diharapkan menjadi unggulan pemerintah ini diharapkan benar-benar bisa mau berkolaborasi bersinergi dengan koperasi koperasi yang sudah ada,” kata Walid.
Adapun disinggung mengenai dampak koperasi merah putih terhadap koperasi yang selama ini sudah lebih dahulu ada, Walid mengungkapkan, pihaknya belum melakukan analisis, belum melakukan maping, belum melakukan pengambilan data secara langsung baik primer maupun sekunder, mengenai dampaknya seperti apa.
“Selama inikan baru kita dengar kok seakan-akan pemerintah lebih mementingkan koperasi merah putih, ini koperasi yang sudah eksis kok kurang diperhatikan. Ya ada isu-isu seperti itu. Tapi kita tepis saja karena selama ini kan program pemerintah itu baru sebatas bagaimana menghidupkan atau bagaimana meunculkan 81.000 koperasi di seluruh Indonesia ini. Nah tentunya fokus dan konsentrasi pemerintah masih tertuju kepada koperasi merah putih.
Kolaborasi menurut Walid sangat penting, misalnya terbukanya jaringan antarkoperasi yang ada, meliputi share pengetahuan, share pengalaman, jaringan, dan share modal antara koperasi merah putih dengan koperasi lain.
“Share modal ini artinya apa, kalau salah satu koperasi sudah besar kemudian dibutuhkan modalnya oleh koperasi merah putih yang mungkin dalam perkembangan membutuhkan modal yang cepat, ini bisa kerjasama antara koperasi misalnya Koperasi A dengan koperasi merah putih, ini bisa bekerja sama dengan koperasi A melalui Dekopin. Baik Dekopinwil maupun Dekopinda. Kita fasilitasi kerjasama itu melalui jaringan usaha koperasi. Melalui lembaga itu penting untuk mewadahi kerjasama antarkoperasi baik dalam kota maupun nasional,” ujar dia.
Pada bagian lain diungkan, di Kota Semarang saat ini berdiri 570 koperas. Jumlah ini diakui mengalami kenyusutan dibandingkan sebelum masa Covid-19 yang jumlahnya mencapai 975 unit.
Angka 570 unit itu pun masih jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah koperasi yang berada di daerah lain di Jawa Tengah. (CIP)







