Wagub Jateng Dorong Penataan Pesisir, Proyek Strategis Potensial Serap Investasi Rp 114 Triliun

Jatengpress.com, Jakarta — Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin menegaskan pentingnya pengelolaan kelautan secara berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal ini disampaikannya dalam Rapat Kerja Teknis Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut bertajuk “Tata Ruang Laut untuk Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas” di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 15 Juli 2025.

Acara tersebut dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Staf Ahli Menteri BUMN Bidang Industri Andus Winarno, jajaran Komisi IV DPR RI, kepala dinas kelautan perikanan se-Indonesia, serta para kepala daerah.

Yasin menyoroti peran strategis laut sebagai sumber kesejahteraan masa kini dan masa depan, termasuk di wilayah Jawa Tengah.

“Kalau kita bicara kelautan, Indonesia ini gudangnya. Sekitar 70 persen wilayah kita adalah laut, dan Jawa Tengah juga sama. Kita harus benar-benar mengelola ekosistem di laut dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya konservasi terhadap laut dan menjaga ekosistem pesisir, termasuk kesadaran masyarakat agar tidak mencemari laut.

“Laut itu harus dirawat. Ada jalur-jalur hijau yang mesti dijaga. Jangan buang sampah ke laut. Ini bukan cuma soal hari ini, tapi masa depan anak cucu kita supaya tetap bisa menikmati hasil tangkapan laut,” tambahnya.

Lebih lanjut, Taj Yasin mengungkapkan Jawa Tengah menjadi bagian dari proyek strategis nasional yang tertuang dalam MoU antara Kementerian Kelautan dan Perikanan, PT Danareksa (Persero), Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), dan pengelola KEK Industropolis Batang.

“Ada dua kawasan yang akan digarap, yaitu di Kabupaten Batang dan Kota Semarang. Nilai investasinya diperkirakan kurang lebih dari Rp114 triliun. Ini akan sangat menunjang pertumbuhan ekonomi Jateng ke depan,” terangnya.

Menurutnya, kawasan industri KIW akan terintegrasi dengan pembangunan Giant Sea Wall dan akses tol Semarang–Kendal. Ini dinilai akan membantu kelancaran logistik di jalur Pantura yang kerap padat.

Ia juga menyebut bahwa proyek ini akan berdampak positif terhadap pengembangan Pelabuhan Tanjung Mas serta memperkuat konektivitas Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani.

“Bandara kita ini sudah internasional, tapi kalau runway-nya bisa diperpanjang, kita bisa layani penerbangan langsung jemaah haji, umrah, maupun wisatawan tanpa harus transit di Singapura atau Kuala Lumpur,” jelasnya.

Taj Yasin menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Kementerian Kelautan dan Kementerian BUMN dalam mempersiapkan proyek tersebut menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Kami siap mendukung. Langkah-langkah konkret sudah diprogramkan pusat. Tinggal bagaimana kita koordinasikan dengan daerah agar pelaksanaannya optimal,” pungkasnya.

Proyek ini diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi pesisir yang inklusif dan ramah lingkungan, sekaligus memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai simpul logistik dan maritim nasional. (*)