Tingkatkan Pemberdayaan Ekonomi Lokal, Dinperindag Gelar 5 Pelatihan

Jatengpress.com,Purbalingga – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga menggelar 5 pelatihan dalam kurun waktu April-Juni 2025. 6 Pelatihan tersebut antaralain pengolahan nanas madu, pembuatan sapu glagah, pembuatan kerajinan tempurung, kerajinan batu klawing dan pengelasa.

Kepala Dinperindag Purbalingga, Johan Arifin saat kegiatan pelatihan sapu glagah mengatakan pelatihan ini dilaksanakan sebagai wujud nyata dalam mendukung dan mensukseskan Misi Pertama Bupati Purbalingga tahun 2025-2029 yaitu “Bangkitkan Ekonomi Rakyat : Pemberdayaan Ekonomi Lokal Melalui Pengembangan UMKM dan Modernisasi Sektor Pertanian” guna menuju “Purbalingga Baru”, Kamis (08/5/2025).

“Pelatihan pembuatan sapu glagah arjuna dipilih karena industri sapu glagah merupakan salah satu Industri Kecil Menengah (IKM) Unggulan yang sangat potensial untuk dapat terus dikembangkan baik untuk memenuhi pasar regional, nasional maupun internasional (eksport). Industri sapu glagah merupakan salah satu industri unggulan Kabupaten Purbalingga yang memiliki daya saing, karena tidak semua kabupaten memiliki tanaman glagah arjuna sebagai bahan bakunya.” ujarnya

Johan mengatakan tanaman Glagah Arjuna hanya tumbuh di beberapa kecamatan seperti Kec Karangreja, Karangjambu dan Karangmoncol. Potensi pasar Sapu Glagah Arjuna sangat tinggi, baik untuk pasar domestik, nasional maupun ekspor. Beberapa negara tujuan ekspor sapu glagah Purbalingga diantaranya : Korea Selatan, Jepang, Pakistan, India, Saudi Arabia, dan Perancis.

“ Sampai dengan tahun 2024, terdapat sekitar 87 pengepul sapu glagah dengan tenaga kerja kurang lebih 1.570 orang. Dari 87 pengepul yang ada, 11 pengepul merupakan pelaku ekspor dengan tujuan berbagai negara tujuan ekspor. Produksi sapu glagah sendiri di tahun 2024 mencapai 6.625.000 buah/tahun dengan penjualan ekspor mencapai sekitar 2.270.000 dan sisanya sebanyak 4.355.000 untuk pasar nasional dengan berbagai kota tujan di Pulau Jawa dan Luar Jawa,” katanya.

Johan mengambahkan produksi sapu glagah yang mencapai 6.625.000 / tahun, IKM sapu glagah membutuhkan 1.325 ton/tahun bunga glagah. Meskipun ada polemik dengan adanya penjualan ekspor bunga glagah sehingga pada periode tertentu IKM Sapu Gagah kekurangan bahan baku, mereka memenuhi kebutuhan bahan bakunya tidak hanya mengandalkan hasil panen bunga glagah dari kabupaten Purbalingga, akan tetapi mereka juga membeli bahan baku dari petani glagah Kabupaten Pemalang dan Pekalongan yang wilayahnya berbatasan dengan Purbalingga.

“ Peluang pasar sapu glagah dan potensi budidaya bunga glagah yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten Purbalingga akan terus berkomitmen menjadikan sapu glagah sebagai Industri Unggulan yang bisa terus dikembangkan dan mampu menciptakan lapangan usaha baru dan bisa meningatkan pendapatan sekaligus menjadi daya saing kabupaten Purbalingga,” pungkasnya (***)