Gong dan Kembang Api Menandai Pembukaan Festival Filem Purbalingga 2025

Jatengpress.com,Purbalingga – Bunyi gong bergema disusul letupan dan ledakan kembang api di langit, decak kagum dan tepuk tangan penonton pun mengiringi. Suasana itu menandai pembukaan 19 Tahun Festival Film Purbalingga (FFP) yang diawali program layar tanjleb.

Gong ditabuh Kepala Desa Kejobong, Kecamatan Kejobong, Purbalingga Chamdan Nugroho, S.Pd. yang desanya ketempatan sebagai pembuka festival film pada Sabtu malam, 5 Juli 2025 di lapangan Pabrit Desa Kejobong.

“Kami menyambut baik dan antusias dengan pembukaan FFP di desa kami ini sehingga pemuda-pemuda desa jadi ikut belajar bagaimana menyelenggarakan pemutaran film. Bagi warga tidak hanya terhibur tapi juga teredukasi,” tutur Chamdan Nugroho.

Film-film yang diputar yaitu, “Puasa Pertama Zia” sutradara Louis Michael Kristanto produksi Apollo Picture & Oneline Film, “Pirates of Sepuluh Ribuan” sutradara Muhammad Azhar produksi Fiktive, “Penebas” sutradara Rafid Izhar Fadhilah produksi Cassava Production SMAN 1 Kejobong Purbalingga, “Ikhlas” sutradara Nungki Rinjani produksi Konkreatif SMKN 1 Kemangkon Purbalingga, “Tembelek” sutradara Afa Lini Abdah Rahmani produksi B2Film SMKN 2 Bawang Banjarnegara, dan film panjang “Wiro Sableng” sutradara Angga Dwimas Sasongko produksi Lifelike Pictures & 20th Century Fox.

Meskipun hujan sempat mengguyur rata wilayah Purbalingga dari siang hari hingga waktu Maghrib, warga Desa Kejobong dan sekitarnya tetap berbondong-bondong ke tanah lapang. Mereka saling bertemu dan bersilaturahmi antartetangga.

Warga Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan Nayla Tata Fadila menonton layar tanjleb dengan teman-temannya karena penasaran. “Sesampainya disini, ternyata ramai dan film-film yang diputar juga sangat menarik. Semoga di Desa Pengadengan juga ada jadwal layar tanjlebnya,” ujarnya.

Sebelum rombongan Punggawa Layar Tanjleb tiba di lapangan, beberapa pedagang UMKM telah mempersiapkan diri menjajakan dagangan di pinggir lapang. Sebagai penanda, malam hari penonton akan banyak yang datang.

“Tadi sore sempat khawatir karena hujan tidak segera berhenti. Setelah maghrib tidak hujan, ternyata penonton berbondong-bondong banyak dan dagangan saya mulai laris. Ya harapannya sering-sering ada layar tanjleb seperti ini,” ungkap Turyono pedagang minuman jus anak asal Desa Kejobong.

Pembukaan FFP 2025 tadinya akan diserahkan Bupati Purbalingga untuk menentukan dimana desanya. Namun karena audiensi CLC Purbalingga tidak digubris bupati akhirnya menggunakan desa yang pemudanya tidak jadi turut program layar tanjleb mandiri.

Direktur FFP Nanki Nirmanto mengatakan, ada banyak hal kemajuan yang ingin dilaporkan CLC Purbalingga dan FFP kepada bupati dan apa saja langkah ke depan yang akan dilakukan. “Ternyata tidak ada budaya silaturahmi bagi Bupati Purbalingga sekarang dan ini sangat mengecewakan. Festival Film Purbalingga adalah festival yang dibangun oleh anak-anak muda tanpa bantuan Pemkab Purbalingga yang sustain hingga hari ini,” jelasnya dalam rilisnya yang dikirim kepada Jatengpress.com, Senin (7/7/2025).

FFP 2025 yang diselenggarakan Yayasan Gairah Sinema Muda didukung Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Pemuda dan Olahraga, Bioskop Misbar, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan komunitas pendukung Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas. Serta mitra program bersama Forum Film Dokumenter, Aceh Documentary, dan komunitas fest.  (*)