Jatengpress.com, Magelang – Dangdut klasik irama dekade 1970-1980-an kini kembali menggelora di sejumlah daerah di tanah air. Tak terkecuali Magelang.
Irama musik yang mengandalkan suara seruling bambu dan gendang mencuat ke permukaan melalui pentas musik dalam kemasan kalangan remaja 40 – 50-an tahun silam.
Jenis musik yang kala itu banyak dicemooh sebagai musik kampungan, belakangan justru banyak digandrungi masyarakat dari kalangan dewasa, anak muda bahkan merambah sampai anak-anak.
Tengok saja di berbagai jejaring media sosial saat ini menjadi salah satu tolak ukur ruang informasi publik dan hadirnya Orkes Melayu Lorenza dengan kemasan lagu-lagu era 70 – 80 an adalah salah satu buktinya.
Pentas musik dangdut dalam kemasan penampilan sederhana dan cenderung apa adanya ternyata mendapatkan perhatian luar biasa dari masyarakat dengan berseliwerannya tampilan dangdut klasik lengkap dengan baju – baju tempo doeloe melalui media sosial facebook, youtube, instagram, tiktol dan sejenisnya.
Munculnya fenomena OM. Lorenza sebagai salah satu grup dangdut asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, ini menginspirasi pula daerah-daerah sekitarnya untuk hadir pula menunjukkan eksistensinya dalam dunia musik dangdut khususnya, tak terkecuali wilayah Magelang
Salah satunya ditandai lahirnya sebuah komunitas bernama Sedulur Dangdut Klasik Muntilan Magelang ( SDKM ) beralamat di Jalan Paduka Dukuhan, Karaharjan, Gunungpring, Muntilan.
Fenomena itu membuktikan penikmat musik memiliki satu kerinduan bersama akan suasana hiburan bernuansa tempo dulu yang mengedepankan kesederhaan dalam penampilan dan performanya.
Hal ini pula yang kemudian melatar belakangi komunitas SDKM untuk memberanikan diri menggelar event Ngumpul Bareng Sedulur Dangdut Klasik Muntilan Magelang pada Senin, 25 Februari 2025 lalu.
Penggagas SDKM, Ichan Firdaus menuturkan, awal mula lahirnya SKDM ini diawali dari sebuah obrolan malam konco-konco yang biasa tongkrongan di Jalan Paduka Gunungpring Muntilan. Kemudian berlanjut memberanikan diri untuk mengajak beberapa musisi-musisi lokal Muntilan dan sekitarnya untuk bergabung di SDKM.
“Dari situ, lahirlah sebuah grup dangdut klasikan yang diberi nama OM Janema Indonesia,” kata Ichan, Selasa (22/04/ 2025.
Hal senada dituturkan oleh Bilal Endra sebagai salah satu dari motor penggerak berdirinya SDKM yang selanjutnya melahirkan OM.
Menurut dia, OM Janema lahir dan berdiri sebagai bentuk respon masyarakat akan hadirnya nuansa pertunjukan musik dangdut masa lampau yang sudah diawali oleh OM. Lorenza di Sukoharjo, ternyata bisa juga disaksikan langsung pula oleh masyarakat di Magelang.
“Anggotanya musisi lokal Muntilan dan sekitarnya,” imbuhnya.
Event Ngumpul Bareng SDKM Selasa 25 Februari 2025 kemarin menjadi penampilan perdana OM. Janema di hadapan publik penikmat musik klasik.
Meski dengan persiapan yang sangat singkat dengan 2 kali latihan, OM. Janema berhasil menghibur tidak kurang dari 1.000 orang yang hadir dalam event tersebut.
Penanggung jawab kegiatan, Deni Septa menambahkan, kehadiran banyaknya penonton kemarin adalah di luar ekspektasi penyelenggara.
Selain dari persiapan yang sangat mepet dan dengan penampilan sebuah grup dangdut yang terbentuk secara dadakan ini ternyata tidak menghalangi antusiasme pengunjung yang memadati lokasi event.
“Kehadiran para penonton yang lengkap berpakaian jadul ini menjadi penyemangat bagi kami selaku penyelenggara yang juga turut menggawangi kelahiran OM. Janema agar terus meningkatkan kualitas penampilannya,” tutupnya. (Tri Budi H)