Jateng press.com, Semarang – Kirab tradisi dan budaya Dugderan Kota Semarang berlangsung meriah, Jumat (28/2/2025) sore.
Ribuan warga menyesaki sepanjang jalan Pemuda antara balaikota hingga Masjid Agung Semarang (MAS), untuk menyaksikan tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Walikota Agustina Wilujeng Pramestuti mengenakan kebaya warna merah, naik kereta kuda dengan atap tebuka berada di urutan terdepan barisan kereta kuda. Sepanjang rute, Agustina melambai-lambaikan tangan dan disambut antusias warga. Inilah pertamakali warga berkesempatan melihat walikota baru, di event terbuka.
Prosesi budaya Dugderan dimulai di halaman balaikota Semarang. Walikota Agustina memerankan sebagai Kanjeng Adipati Semarang, Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbaningrum.
Didampingi Wakil Walikota Iswar Aminuddin dan Kepala Dinas Pariwisata Wing Wiyarso Puspoyudho yang mengenakan busana khas Semarangan, Walikota memukul bedug menandai dimulainya prosesi Dugderan.
Dilanjutkan kirab diawali pasukan berkuda, barisan kereta kencana yang ditumpangi Walikota Agustina Wilujeng, Wakil Walikota Iswar Aminuddin, pada kepala SKPD di lingkungan Pemkot serta Forkompimda Kota Semarang yang mengenakan busana adat Semarangan, dan unsur terkait di pemerintahan Kota Semarang hingga tokoh masyarakat.
Di belakangnya, barusan Denok Kenang, dan atraksi potensi seni dan budaya warga Kota Semarang dari semua kecamatan hingga sekolahan. Mereka menampilkan. Atraksi drumband, barongsay, dan teri-tarian sepanjang rute.
Sesampai di Masjid Agung Semarang, dibacakan halaqah yang memberitahukan kepada warga Kota Semarang, tentang dimulainya bulan Ramadhan 1446 H.
Dugderan sudah menjadi tradisi budaya yang ditunggu-tunggu oleh warga Kota Semarang, sebagai tradisi menyambut bulan Ramadhan. Selain kirab budaya, juga digelar pasar rakyat di Alun-alun Semarang depan Masjid Agung Semarang yang telah berlangsung sejak dua pekan lalu.
Sejarah Dugderan sendiri dimulai daribekpemimpinan Adipati Semarang, KRMT Aryo Purboningrat pada tahun 1881.
Kata dugder sendiri berasal dari suara meriam yang dinyalakan di halaman Masjid Agung Semarang. Ledakan meriam inilah yang merupakan penanda bahwa besok pagi sudah memasuki bulan Ramadhan. Tradisi menyalakan meriam masih terus dilestarikan sampai sekarang. (Cip)