Ditengah Modernisasi, Tradisi Merti Desa Cengkawakrejo Tetap Eksis dan Dilestarikan

Jatengpress.com, Purworejo – Sebagai upaya melestarikan tradisi budaya serta wujud rasa syukur, warga Desa Cengkawakrejo, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menggelar merti desa Kadisan yakni tradisi bersih makam leluhur, syukuran tumpeng dan pengajian di Gedung area Balaidesa Cengkawakrejo, Kamis (23 /01/2024).

Acara diawali dengan bersih makam para leluhur Desa Cengkawakrejo, dan tasyakuran sekaligus makan bareng tumpeng dan 12 ayam ingkung serta pengjian juga dalam rangka peringatan Isyra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1446 Hijiriyah. Untuk mubaligh menghadirkan K.H Nashihin Chamid pengasuh Pondok Pesantren API Winong, Kecamatan Gebang.

Kepala Desa Cengkawakrejo, Imlais Wiski Bagasworo mengatakan, bahwa acara ini bertujuan untuk membersihkan desa dari hal-hal negatif, seperti penyakit, bencana, dan kesialan. Acara ini juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan.

“Merti desa di Cengkawakrejo bukan sekadar pesta biasa. Tradisi ini penuh makna agamis karena dimulai tadi malam dengan doa tahlil bersama warga makan tumpeng bersama dengan sajian khas ingkung ayam kampung berjumlah 12 dan siang ini lanjutkan pengajianya,” katanya.

Dijelaskan Wiski, bahwa merti desa bukan sekadar foya-foya. Karena tradisi ini punya makna penting, yakni ucapan terima kasih. Menurut Wiski, merti desa adalah cara warga bersyukur atas keberkahan satu tahun kemarin yang melimpah.

“Doa untuk masa depan, momen untuk memanjatkan doa agar di tahun ini Desa Cengkawakrejo selalu sejahtera. Pemersatu masyarakat tradisi ini memperkuat tali persaudaraan dan rasa kebersamaan antar warga. Di tengah modernisasi, tradisi merti desa Cengkawakrejo tetap eksis dan dilestarikan,” jelasnya.

Selain itu, upaya untuk melibatkan generasi muda terus dilakukan, mengenalkan pada budaya leluhur dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tradisi. (*)