Jatengpress.com, Karanganyar-Ribuan peserta didik di wilayah Kecamatan Gondangrejo dan Colomadu mulai menerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) melalui jalur aspirasi Anggota DPR RI Komisi X, Juliyatmono. Bantuan pendidikan untuk tahap satu dan dua ini telah tersalurkan secara masif dan diharapkan dapat meringankan beban biaya pendidikan bagi orang tua siswa di wilayah Kabupaten Karanganyar.
Anggota DPRD Kabupaten Karanganyar Fraksi Partai Golkar, Suwarni, yang mengampu daerah pemilihan Gondangrejo dan Colomadu, menyampaikan bahwa proses penyampaian bantuan dan aktivasi rekening terus dilakukan secara intensif. Menurutnya, jumlah penerima melalui jalur aspirasi ini jauh lebih besar dibandingkan kuota reguler sekolah.
“Kebanyakan sekolah merasa senang karena biasanya sekolah-sekolah hanya mendapatkan sedikit, sekitar enam sampai sepuluh siswa. Namun melalui aspirasi Pak Yuli, jumlahnya bisa sampai ratusan per sekolah,” ujar Suwarni saat memberikan keterangan pada Rabu, 31 Desember 2025.
Beberapa sekolah yang tercatat mendapatkan bantuan ini di antaranya adalah SDN 02 Malangjiwan dengan 254 siswa, SDN Bolon 1 sebanyak 105 siswa, dan SDN Dayu 2 sebanyak 64 siswa. Selain tingkat sekolah dasar, bantuan juga menyasar jenjang menengah. Di wilayah Gondangrejo, terdapat sekitar 200 siswa SMK, termasuk dari SMK Muhammadiyah, yang juga menerima manfaat serupa.
Besaran bantuan yang diterima bervariasi tergantung jenjang pendidikan, yakni Rp 450 ribu untuk tingkat SD, Rp 750 ribu untuk tingkat SMP, dan Rp 1,8 juta untuk tingkat SMA atau SMK. Suwarni menjelaskan bahwa pihaknya bersama tim terjun langsung untuk membantu proses aktivasi rekening, terutama bagi siswa sekolah dasar yang belum bisa melakukan aktivasi mandiri.
Hingga saat ini, progres penyaluran menunjukkan peningkatan signifikan. Pada penetapan bulan Oktober, tercatat ada 1.282 sasaran di wilayah Gondangrejo, namun saat ini jumlahnya telah berkembang mencapai kisaran 1.600 hingga 1.800-an siswa.
“Fokus kami adalah memastikan bantuan ini sampai ke sasaran karena inisiatif sekolah sendiri sangat dibutuhkan mengingat anak-anak SD belum bisa aktivasi sendiri,” pungkas Suwarni. (Abdul Alim)







