Jatengpress.com, Karanganyar— Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) ditegaskan kembali sebagai arah baru transformasi pendidikan Indonesia. Pesan itu mengemuka dalam Seminar Internasional Pendidikan 2025 yang digelar di De Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Rabu (20/11/2025),
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Pembelajaran Mendalam bukan kurikulum baru, melainkan pendekatan pembelajaran untuk membantu siswa memahami pelajaran secara utuh. Ia menyoroti tiga prinsip utama yang harus menjadi karakter pembelajaran di sekolah: Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning.
“Belajar tidak boleh sekadar mengejar materi. Siswa harus memahami, merasakan relevansinya, dan menikmati proses belajarnya,” ujar Mu’ti di hadapan 1.249 peserta dari berbagai daerah.
Mengisi seminar internasional pendidikan , pembelajaran mendalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua itu, Mu’ti memaparkan progres tiga tahap implementasi Deep Learning yakni pelatihan pelatih tingkat nasional, pengimbasan pelatihan ke guru-guru di sekolah, dan penerapan bertahap di sekolah penerima BOS Kinerja.
Ia mengakui ada kendala, salah satunya sebagian guru masih menganggap Deep Learning sebagai kurikulum.
“Padahal ini pendekatan. Karena itu penerapannya dilakukan bertahap. Kami pastikan program ini tidak akan berhenti di tengah jalan,” tegasnya.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Nunuk Suryani menyampaikan bahwa transformasi pendidikan mustahil tercapai tanpa perubahan peran guru. Guru kini dituntut menjadi pendamping, pembimbing, hingga teladan bagi murid.
“Guru adalah aktivator pembelajaran. Mereka menyalakan semangat berpikir kritis, kreativitas, dan karakter kuat pada anak-anak kita,” ujarnya.
Nunuk menyebut Kemendikbudristek telah menyiapkan pelatihan, bahan ajar, video praktik, hingga penguatan komunitas guru seperti KKG dan MGMP. Program Hari Belajar Guru didorong menjadi ruang refleksi dan berbagi praktik baik.
Ia memaparkan Ditjen GTK mencatat sejumlah capaian antara lain pelatihan Pembelajaran Mendalam telah menjangkau 67.871 sekolah yang melibatkan 15.000 fasilitator, mengikutsertakan 220.000 guru. Ia juga menyebut, tunjangan guru ASN Y tersalurkan 94% secara nasional serta program PPG menghasilkan 90.772 lulusan hingga Oktober 2025.
Di Jawa Tengah, BBGTK Jateng mencatat sejak Juli 2025 telah melatih 1.660 pengajar yang kemudian mengimbaskan pengetahuan kepada 20.911 guru.
Kepala BBGTK Jawa Tengah Darmadi menegaskan bahwa Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang menekankan pemahaman konsep secara utuh, reflektif, dan kontekstual. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan berkarakter melalui pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata.
“Untuk mewujudkan itu, kepala sekolah dan guru harus memahami mulai dari filosofi, kebijakan, hingga teknis pelaksanaan pembelajaran mendalam,” kata Darmadi.
Ia memastikan Seminar Internasional Pendidikan juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Guru Nasional 2025, sekaligus memperkuat komitmen peningkatan mutu pendidikan di seluruh Indonesia.
Seminar menghadirkan tokoh pendidikan nasional dan internasional, termasuk konselor pendidikan Robert William Randall dan akademisi senior Prof. Ali Saukah. Selain diskusi panel, guru-guru menampilkan praktik baik (best practices) dari sekolah masing-masing.
BBGTK Jateng mendorong lahirnya Bunga Rampai Praktik Baik Pembelajaran Mendalam sebagai rujukan baru bagi guru.
“Transformasi pendidikan bukan pekerjaan sehari. Namun dengan kolaborasi semua pihak, kita bisa mewujudkan perubahan tersebut,” imbuh Nunuk. (Abdul Alim)







