Jatengpress. com, Boyolali — Sejak dilantik oleh Bupati Boyolali pada Agustus 2025 lalu, Direktur Utama Perumda Tirta Ampera, Iwan Marwanto, langsung tancap gas dengan serangkaian langkah pembenahan menyeluruh. Pria kelahiran Solo tahun 1977 itu membawa semangat baru untuk mentransformasi manajemen dan meningkatkan kualitas layanan air bersih di Boyolali.
“Selama ini, citra Perusda cenderung dianggap tidak terlalu bagus. Karena itu, kami ubah pola kerja agar lebih berkomitmen pada peningkatan layanan, kontinuitas suplai, dan kecepatan penyelesaian masalah,” ujar Iwan saat ditemui di kantor pusat Perumda Tirta Ampera, Kamis (30/10)
Saat ini, Tirta Ampera melayani sekitar 56 ribu pelanggan, atau setara 60 persen cakupan layanan di Boyolali. Iwan menegaskan pihaknya tengah melakukan evaluasi dan riset titik sumber air tanah serta permukaan untuk menjamin pasokan yang lebih stabil. Debit air yang tersalurkan ke pelanggan mencapai 722 liter per detik, meski pada musim kemarau debit cenderung menurun.
Kebocoran pada angka 22 persen disebutnya masih berada pada ambang batas aman. Namun, Iwan menilai efisiensi dan pemerataan suplai tetap harus ditingkatkan, terutama di wilayah utara dan barat Boyolali yang kerap dilanda kekeringan setiap musim kemarau.
“Prinsipnya, kami ingin pemerataan air bersih. Tidak hanya terang di satu titik kota, tapi menyalakan banyak titik kecil di desa-desa. Itulah konsep pembangunan yang diusung Pak Bupati dan kami adopsi di Tirta Ampera,” jelasnya.
Boyolali sendiri, kata Iwan, tidak ikut dalam pemanfaatan air Bengawan Solo sistem Wosusukas. Sebagai gantinya, ia fokus pada program penyediaan sumber-sumber air mandiri berskala lokal di setiap kecamatan.
Transformasi yang dibawa Iwan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga perubahan pola manajemen dan budaya kerja. Ia mengganti rutinitas apel pagi setiap hari menjadi briefing pagi interaktif setiap Selasa hingga Jumat, dengan tujuan membuka ruang diskusi dua arah.
“Kalau apel itu komunikasi satu arah. Tapi kalau briefing, kita bisa berdiskusi, mendengarkan langsung keluhan dan ide dari pegawai,” ujarnya.
Selain itu, sistem reward and punishment kini diterapkan di seluruh 16 unit kerja Perumda Tirta Ampera. Langkah ini dimaksudkan untuk membangun semangat kinerja dan tanggung jawab bersama di lingkungan perusahaan daerah tersebut.
Dengan latar belakang profesional di berbagai bidang, termasuk perusahaan telekomunikasi, kontraktor, dan perusahaan multinasional, Iwan mengaku menerapkan prinsip manajemen modern di lingkungan BUMD. “Saya ingin semua karyawan mau berubah, mengikuti arah transformasi. Dirut itu pembantu Bupati. Jadi tugas utama kami adalah menerjemahkan visi-misi kepala daerah ke dalam kerja nyata,” tegasnya.
Tak hanya fokus pada layanan, Iwan juga menargetkan peningkatan pendapatan dan deviden untuk pemerintah daerah. Tahun ini, Perumda Tirta Ampera menargetkan setoran ke kas daerah sebesar Rp4 miliar pada akhir 2025.
“Yang kami kejar bukan hanya angka, tapi juga kepercayaan publik. Kalau masyarakat puas, kinerja perusahaan juga naik,” ucapnya.
Di luar kesibukannya memimpin perusahaan air minum daerah, Iwan dikenal memiliki sisi humanis dan seni yang kuat. Ia menekuni hobi musik sejak tahun 1999, aktif bermain di genre pop rock, dan masih tergabung dalam komunitas gitaris dari Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang beranggotakan para pengacara dan musisi.
“Bermain musik itu seperti refleksi diri. Sama seperti memimpin perusahaan, butuh harmoni dan ritme agar hasilnya bisa dinikmati banyak orang,” tuturnya sambil tersenyum.
Dengan visi kuat, kepemimpinan yang terbuka, dan semangat perubahan, Iwan Marwanto kini menjadi figur penting dalam perjalanan transformasi Perumda Tirta Ampera Boyolali menuju layanan air bersih yang lebih merata, modern, dan berkelanjutan. (Abdul Alim)






